Laba Anjlok 51%, Matahari (LPPF) Selektif Ekspansi Gerai Tahun Ini
LPPF akan tutup 10 seiring berakhirnya masa sewa.
Jakarta, FORTUNE - Emiten Ritel, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mencatat kinerja negatif sepanjang 2023. Kinerja EBITDA perseroan turun 28,3 persen menjadi Rp1,41 triliun diikuti turunnya laba bersih 51,2 persen sepanjang tahun lalu menjadi Rp675 miliar dari yang sebelumnya Rp1,38 triliun seiring pelemahan penjualan.
Sepanjang 2023, Matahari Department Store membukukan penjualan kotor sebesar Rp 12,6 triliun, naik tipis 1,1 persen. Penurunan ini juga tercermin dari kinerja gerai (SSSG atau pertumbuhan rata-rata tiap toko) yang tercatat minus 2,4 persen.
Manajemen perseroan mengatatakan, kinerja penjualan ini sebagian dipengaruhi oleh keterlambatan THR dan periode mudik dini yang tidak terduga. Meskipun terdapat tekanan inflasi, margin kotor mampu mencapai Rp4,3 triliun. Dengan pengurangan subsidi sewa, EBITDA untuk tahun ini masih dapat mencapai Rp1,4 triliun. Pada tahun lalu, perseroan melakukan pembukaan delapan gerai baru dan pembukaan kembali satu gerai.
"Meskipun terdapat beberapa tantangan akibat melemahnya Lebaran karena keterlambatan THR dan periode mudik dini yang tidak terduga, kami mengalami kemajuan dalam sejumlah inisiatif strategis. Tim kami lebih siap menghadapi Lebaran kali ini dengan pilihan produk-produk yang lebih baru dan menarik. Kami menargetkan dapat mengakhiri tahun ini dengan portofolio gerai yang lebih kuat dan penawaran omnichannel yang lebih baik,” ujar CEO Matahari, Monish Mansukhani dalam keterangannya dikutip Selasa (27/2).
Sejalan dengan strateginya, perseroan menargetkan pelanggan berpenghasilan menengah yang relevan. Perubahan positioning ini akan tercermin pada penyesuaian lokasi gerai, merchandise, dan pengalaman pelanggan secara keseluruhan.
Matahari juga akan meningkatkan rangkaian penawaran produk direct purchase melalui pembaruan merek eksklusif dan peluncuran merek SUKO dan memperkuat kemitraan dengan vendor konsinyasi berkualitas tinggi dan menambah merek produk konsinyasi baru yang populer.
Dengan penjualan barang dagangan yang lebih cepat, maka akan meningkatkan kebaruan yang juga akan terus dilakukan melalui promosi.
Strategi Gerai 2024
Dikutip dari materi presentasi perseroan kepada investor, Matahari menyatakan tahun ini akan fokus pada pembaruan gerai-gerai yang memiliki dampak besar. Perseroan berencana membuka empat hingga enam gerai baru secara selektif pada tahun 2024. "Satu gerai MU&KU diharapkan dibuka di kuartal IV 2024," tulis manajemen.
Matahari juga akan fokus pada percepatan opsi rebranding dan peremajaan untuk gerai prioritas demi mendongkrak daya tarik. Di sisi lain, perseroan juga kan merasionalisasi gerai.
Tercatat sedikitnya ada 29 gerai ada di daftar pantauan. Sejumlah gerai ini menghadapi tantangan akibat rendahnya okupansi mal. Alhasil, perseroan berencana melakukan penutupan 10 gerai di tahun ini seiring berakhirnya masa sewa dan laba atau margin yang negatif.
Sedangkan untuk strategi omnichannel, perseroan berencana untuk membangun visibilitas atas persediaan vendor konsinyasi, sekaligus memperluas inisiatif pemenuhan pesanan dari gerai dari 56 ke 96 gerai.
Sebagai inisiatif strategi pemulihan di tengah situasi yang menantang, Matahari berupaya untuk menyeimbangkan alokasi modal untuk mendukung pertumbuhan, sambil memaksimalkan nilai para pemegang saham. Perseroan akan meningkatkan alokasikan Belanja Modal di 2024 dan mengajukan pembagian Dividen sebesar Rp 200 per saham.
"Untuk investasi berkelanjutan ke dalam bisni, perseroan berencana mengalokasikan belanja modal Rp300 miliar "Gerai baru, perbaikan, teknologi dan pemeliharaan," tulis manajemen.