Daya Beli Pulih, Laba Bersih Sido Muncul (SIDO) Terdongkrak Hingga 36%

Pertumbuhan ekspor dan penjualan domestik topang penjualan

Daya Beli Pulih, Laba Bersih Sido Muncul (SIDO) Terdongkrak Hingga 36%
Salah satu produk Sido Muncul. (Shutterstock/Parinussa Revy)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE– PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatat pertumbuhan kinerja keuangan sepanjang semester I 2024. Baik penjualan maupun laba bersih SIDO meningkat double digit, ditopang oleh peningkatan  penjualan dan efisiensi operasional.

Sepanjang semester I tahun 2024, Sido Muncul mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp1,9 triliun, meningkat 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Semua segmen bisnis menunjukkan kenaikan penjualan, didorong oleh pertumbuhan volume baik di pasar domestik maupun internasional. 

“Penjualan dan profitabilitas menunjukkan peningkatan signifikan pada semester pertama tahun 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, didorong oleh pertumbuhan ekspor yang kuat dan peningkatan volume penjualan domestik,” kata manajemen dikutip dari keterangan resmi, Kamis (25/7).

Penjualan ekspor tumbuh sekitar 73%, berkontribusi sebesar 8% terhadap total penjualan di semester 1-2024. Tren peningkatan belanja konsumen  pada terlihat lebih kuat dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan segmen produknya, penjualan jamu herbal sebagai kontributor utama perseroan tercatat sebesar Rp1,11 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,0 triliun. 

Begitu pun segmen makanan minuman yang mencatat penjualan Rp716 miliar, tumbuh dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp595 miliar. Sedangkan segmen farmasi, SIDO meraup penjualan Rp66,1 miliar, naik dari sebelumnya Rp55,1 miliar. 

“Berbagai program marketing dan promosi serta pemanfaatan media sosial untuk meningkatkan brand awareness juga berhasil mendorong kinerja SIDO pada semester pertama tahun ini,” kata manajemen. 

Kinerja laba

Dari sisi profitabilitas, Gross Profit Margin SIDO mengalami kenaikan menjadi 58 persen pada semester I 2024 dibandingkan periode yang sama 2023 sebesar 53 persen.

Manajemen mengatakan, kenaikan gross profit didorong oleh efisiensi pada biaya produksi tidak langsung dan harga bahan baku yang lebih rendah, khususnya untuk segmen F&B pasca normalisasi rantai pasok. 

“Beban operasional yang terdiri dari beban promosi dan iklan serta beban administrasi dan umum terjaga dengan baik, sehingga marjin laba operasional meningkat,” kata manajemen. 

Sementara itu, laba bersih setelah pajak melonjak menjadi Rp608 miliar pada semester pertama 2024, meningkat sebesar 36 persen dibandingkan dengan laba bersih semester pertama 2023 yang tercatat sebesar Rp448 miliar. 

Peningkatan ini mencerminkan kinerja keuangan yang kuat dan efisiensi operasional yang berhasil. 

SIDO terus  melanjutkan inovasi dengan memperluas portofolio produknya yang telah diluncurkan hingga semester 1 2024, yaitu: Tolak Angin Batuk, Vitamin C 500mg, Habbatussauda soft capsule, Male Balance, dan Female Balance. 

“Manajemen optimis terhadap pertumbuhan kinerja positif SIDO hingga akhir tahun, didukung oleh pemulihan belanja konsumen, penetrasi produk-produk baru, ekspansi pasar ekspor, serta efisiensi biaya untuk menjaga marjin,” ujar manajemen.
 

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya