Garap Bisnis Keamanan Siber dan AI, Metrodata Bentuk Usaha Patungan

Perusahaan JV ditargetkan memiliki run-rate US$100 juta dala

Garap Bisnis Keamanan Siber dan AI, Metrodata Bentuk Usaha Patungan
PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) bentuk perusahaan patungan di bidang layanan siber dan AI. (Dok. Metrodata)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE  - PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) dan FPT IS Company Limited (FPT) resmi menandatangani perjanjian kerja sama pendirian perusahaan patungan atau Joint Venture, PT FPT Metrodata Indonesia (FMI). 

Bergabungnya kedua perusahaan ini bertujuan untuk menangkap peluang pasar baru, dengan fokus pada investasi dalam R&D, pengembangan kekayaan intelektual, dan layanan profesional kelas atas.

Diketahui, Indonesia merupakan salah satu ekonomi digital yang tumbuh paling cepat di Asia Tenggara, diperkirakan akan menjadi ekonomi digital terbesar di kawasan ini pada  2030.

Menurut laporan e-Conomy SEA 2023, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai US$360 miliar pada tahun 2030, naik dari $110 miliar pada tahun 2025. Seiring perkembangan lanskap digital di negara ini, Indonesia juga siap untuk peluang Manajemen Keamanan Siber dan transformasi Kecerdasan Buatan (AI).

Menurut perusahaan, pada fase awal, FMI akan fokus pada pengembangan layanan keamanan siber, diikuti dengan layanan AI dan layanan cloud GPU, serta pengembangan perangkat lunak. 

Perusahaan patungan ini ditargetkan bisa menjadi perusahaan terkemuka yang memimpin layanan keamanan siber dan transformasi AI di Indonesia, dengan target run-rate bisnis sebesar US$100 juta dalam lima tahun ke depan.

Peluang Pasar Keamanan Siber

Kepercayaan adalah landasan dari setiap ekonomi, dan dalam dunia digital. Keamanan siber memainkan peran penting dalam memastikan kepercayaan di antara para pelaku pasar. 

Menurut laporan Frost & Sullivan, pasar keamanan siber sebagai layanan di Indonesia diperkirakan akan mencapai sekitar US$125 juta pada tahun 2024, dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sekitar 20 persen.

Pertumbuhan ini terutama didorong oleh insiden keamanan siber nasional baru-baru ini, kekurangan sumber daya dan bakat, serta peraturan pemerintah baru, khususnya terkait penegakan undang-undang perlindungan data pribadi yang akan berlaku pada tahun 2024. 

FMI berada dalam posisi yang baik untuk menangkap permintaan yang terus
berkembang ini sambil membantu perusahaan membangun kepercayaan yang mereka butuhkan untuk berkembang dalam ekonomi digital.

Tran Dang Hoa, Chairman dari FPT IS, menyatakan, FPT telah menginvestasikan sumber daya yang signifikan untuk memposisikan produk dan layanan kami guna
menangkap peluang transformasi AI di pasar global. Perusahaan telah mendapatkan kepercayaan dari pelanggan di seluruh dunia dan mencapai pendapatan ekspor perangkat lunak sebesar US$1 miliar dari pasar internasional.

Saat ini, FPT mengidentifikasi AI sebagai strategi pengembangan utamanya. Usaha patungan ini akan menciptakan peluang dan keuntungan untuk mewujudkan strategi ini.

“Kami berkomitmen untuk berinvestasi bersama demi memastikan bahwa FMI akan memimpin pasar Keamanan Siber & transformasi AI, sekaligus memberikan nilai
berdasarkan kekuatan teknologi kepada bisnis di Vietnam dan Indonesia.”

Sementara itu, sebagai pemain IT, Metrodata membawa wawasan pasar lokal yang mendalam, sementara FPT, perusahaan global terdepan dalam transformasi
digital, memberikan keahlian yang luas dalam pengembangan perangkat lunak, keamanan siber, dan kecerdasan buatan. Bersama-sama, perusahaan akan mendorong inovasi dan mengembangkan produk serta layanan properti intelektual yang canggih yang dirancang khusus untuk Indonesia.

Susanto Djaja, Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk mengatakan, Metrodata keamanan siber kini menjadi kebutuhan, bukan sekadar pelengkap.

“Kerja sama usaha patungan dengan FPT membuka kemungkinan baru, mengakselerasi, dan memperkuat kepemimpinan Metrodata dalam mendorong transformasi AI di Indonesia,” katanya.

IMF memprediksi AI akan mempengaruhi hampir 40 persen pekerjaan di seluruh dunia, “menggantikan beberapa dan melengkapi yang lain."  Pada pernyataan positifnya,

Oliver Wyman memperkirakan bahwa Generative AI dapat menambah hingga 20 persen pada PDB global pada tahun 2030 dan menghemat 300 miliar jam kerja setiap tahun.

Pasar Indonesia mengadopsi teknologi AI dengan tingkat yang positif, dengan banyak pelanggan perusahaan yang mengakui bagaimana memanfaatkan AI untuk keunggulan kompetitif. Tantangan berikutnya adalah membantu perusahaan-perusahaan ini dan lainnya mengadopsi AI untuk berbagai kasus penggunaan yang lebih luas.

Hal ini menghadirkan peluang signifikan bagi FMI untuk menyediakan layanan konsultasi dan solusi AI SaaS, memungkinkan adopsi AI yang hemat biaya dan tepat waktu untuk membantu bisnis membedakan diri mereka.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

Manajemen BREN Buka Suara Soal Penyebab Keluar Indeks FTSE
1.000 Perusahaan Terpercaya Dunia 2024, 23 dari Indonesia!
Pestapora 2024 Beri Ruang Luas Bagi Karya Musisi Perempuan Indonesia
Luncurkan Perangkat Baru, Apple dan Huawei Bersaing Ketat di Cina
Jokowi Resmikan Smelter Tembaga Amman Mineral Internasional
Larangan Jual Rokok dalam Radius 200 Meter Bakal Gerus Pemasukan Ritel