Jakarta, FORTUNE - PT Astra International Tbk. (ASII) beroleh laba bersih Rp33,83 triliun sepanjang 2023 alias naik 17 persen secara tahunan.
Namun, jika laba bersih tersebut tidak mengikutkan penyesuaian nilai wajar atas investasi grup di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) sebesar Rp34 triliun, capaiannya menjadi 12 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
Kenaikan laba bersih ASII ditopang oleh pendapatan perseroan yang naik 5,03 persen menjadi Rp316,56 triliun dibandingkan dengan 2022 yang sebesar Rp301,37 triliun.
Kinerja tersebut tidak terlepas dari sinergi entitas anak Astra yang terdiri dari 283 perusahaan terdiversifikasi.
Berdasarkan segmen, pendapatan jumbo Astra ditopang oleh alat berat dan tambang sebesar Rp128,58 triliun, diikuti otomotif sebesar Rp128,25 triliun.
Kemudian, jasa keuangan berkontribusi Rp29,99 triliun dan agribisnis Rp20,74 triliun.
Selanjutnya, segmen infrastruktur dan logistik menyumbang Rp9,15 triliun, segmen teknologi informasi Rp2,96 triliun, dan properti Rp1,04 triliun.
“Grup tetap menunjukkan resiliensi dengan diversifikasi portofolio bisnisnya, meskipun harga komoditas turun dan kondisi perekonomian melemah pada semester kedua. Jika kedua kondisi ini masih berlanjut, kami mengantisipasi terjadinya penurunan siklus pertumbuhan di tahun 2024,” kata Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro, dalam keterangan yang dikutip Rabu (28/2).
Sementara itu, kas dan setara kas pada akhir periode mencapai Rp41,13 triliun atau turun 32,88 persen secara tahunan dibandingkan dengan periode sama 2022 sebesar Rp61,29 triliun.
Kemudian, total asetnya naik menjadi Rp445,67 triliun hingga 31 Desember 2023 dibandingkan dengan posisi akhir 2022 yang sebesar Rp413,29 triliun.
“Kami yakin bahwa grup berada pada posisi yang baik untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang, melalui penguatan bisnis inti kami serta investasi baru yang mendukung prioritas strategis kami,” kata Djony.
Belanja modal dan investasi konsolidasian korporasi itu pada 2023 meningkat dua kali lipat menjadi Rp45,9 triliun, terutama disebabkan oleh investasi PT United Tractors Tbk (UNTR) pada sektor nikel dan energi terbarukan sebagai bagian dari rencana transisinya.
UNTR mengeluarkan belanja modal yang tinggi untuk mengganti alat berat pascapandemi sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnisnya.
Akan membagikan dividen final 2023
Dengan perolehan positif tersebut, Astra mengusulkan pembagian Dividen final untuk tahun buku 2023 dengan usulan nilai Rp421 per saham.
Usulan ini akan dibawa pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada April 2024.
Dividen final yang akan diusulkan tersebut, bersama dengan dividen interim sebesar Rp98 per saham yang dibagikan pada Oktober 2023, akan menjadikan total dividen yang diusulkan untuk 2023 menjadi Rp519 per saham dengan rasio pembayaran dividen sebesar 62 persen dari laba bersih Grup Astra.
Rasio tersebut lebih tinggi dari rata-rata historis rasio pembayaran dividen perseroan.
“Usulan Direksi atas dividen final tersebut didasarkan pada kinerja yang sangat baik dan harga batu bara yang masih tinggi pada paruh pertama tahun 2023, yang mencerminkan pemulihan yang terus berlanjut pascapandemi, yang memungkinkan perseroan untuk mengembalikan sebagian excess capital kepada pemegang saham,” kata Djony.