Jakarta, FORTUNE - Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) memutuskan absen membagikan Dividen tahun buku 2023. Keputusan ini telah disepakati dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Jumat (28/6).
Keputusan absen membagikan dividen berbanding terbalik dengan kinerja perseroan. Sepanjang tahun lalu, GGRM membukukan laba mencapai Rp5,32 triliun, naik 92 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatatkan laba Rp2,77 triliun.
Dalam pengumuman risalah hasil RUPST tersebut, manajemen GGRM mengatakan seluruh perolehan laba pada tahun 2023 dimasukkan dalam akun saldo laba dan akan digunakan untuk menambah modal kerja. "Sehingga perseroan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham," tulis manajemen, Selasa (2/7).
Berdasarkan laporan keuangan 31 Desember 2023, pendapatan GGRM mengalami penurunan sebesar 4,60 persen secara tahunan menjadi Rp118,9 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp124,6 triliun.
Koreksi pendapatan GGRM disebabkan oleh kinerja penjualan di dalam negeri yang turun 4,66 persen menjadi Rp117,45 triliun, sementara ekspor mencetak Rp1,49 triliun atau naik 0,98 persen secara tahunan.
Berdasarkan segmentasinya, pendapatan yang bersumber dari sigaret kretek mesin tercatat sebesar Rp96,02 triliun, atau turun 15,97 persen secara tahunan dibandingkan 2022 yang mencapai Rp123,19 triliun. Adapun pendapatan sigaret kretek tangan naik 6,10 persen menjadi Rp9,3 triliun.
Meski pendapatan menurun, GGRM mampu mengurangi biaya pokok pendapatan hingga 8,13 persen secara tahunan menjadi Rp104,35 triliun. Dengan demikian, perseroan membukukan laba bruto sebesar Rp14,59 triliun alias meningkat 31,54 persen secara tahunan.
GGRM mendirikan BUJT
Sebelumnya, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mendirikan anak usaha baru, PT Surya Sapta Agung Tol (SSAT) yang berlokasi di Kediri. Modal dasarnya mencapai Rp3,5 triliun.
Modal dasar itu terbagi atas 3,5 juta saham yang masing-masing bernilai nominal Rp1 juta. Sementara itu, modal ditempatkan dan disetornya bernilai Rp2 triliun rupiah, yang terdiri dari 2 juta saham. GGRM mengambil bagian saham di SSAT sebesar 1,99 juta saham atau 99,99 persen, yang setara dengan Rp1,99 triliun.
Sementara satu saham bernilai Rp1 juta diambil oleh entitas anak GGRM, yakni PT Suryaduta Investama.
Tujuan dari pendirian Surya Sapta Agung Tol adalah menjalankan kegiatan usaha sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Anak usaha itu memeiliki sejunlah segmen usaha mencakup bisnis aktivitas jalan tol; konstruksi bangunan sipil jalan; konstruksi bangunan sipil jembatan, jalan layang, fly over dan underpass. Adapun, Gudang Garam akan menggara proyek jalan tol Kediri-Tulunggagung sepanjang 44,51 kilometer. Nilai investasinya mencapai Rp10,26 triliun.