Jakarta, FORTUNE - PT Link Net Tbk (LINK) mencatatkan rugi bersih sepanjang 2023.
Rugi tahun berjalan yang distribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp532,98 miliar.
Ini berbalik dari laba bersih senilai Rp240,71 miliar pada 2022.
Laporan keuangan perusahaannya menunjukkan, Kamis (22/2), pendapatan Link Net merosot 10,18 persen secara tahunan dari Rp3,92 triliun pada 2023. Padahal pada tahun sebelumnya, perusahaan masih mampu mencetak pendapatan Rp4,37 triliun.
Berdasarkan segmen pelanggannya, pendapatan dari pelanggan residensial terpantau turun 13,30 persen secara tahunan menjadi Rp2,91 triliun. Sementara pelanggan korporasi hanya naik 0,22 persen menjadi Rp1,01 triliun.
Pendapatan dari pelanggan residensial terutama berasal dari penyediaan layanan internet broadband dan TV kabel yang terdiri dari biaya berlangganan dan biaya penggunaan serta pendapatan lainnya seperti layanan streaming. Selain itu, Link Net juga menyediakan bundling produk untuk paket internet broadband dengan TV kabel.
Pos beban penyusutan ini membengkak dari Rp1,41 triliun menjadi Rp1,62 triliun pada 2023. Artinya ada peningkatan sebesar 13,75 persen secara tahunan.
Terjadi peningkatan yang cukup besar dalam pengeluaran keuangan sebesar 79,27 persen dalam setahun, mencapai Rp514,28 miliar. Pada tahun sebelumnya, yaitu 2022, biaya keuangan yang harus ditanggung oleh LINK hanya sebesar Rp286,92 miliar.
Selain itu, jumlah total aset LINK juga mengalami kenaikan dari Rp11,64 triliun per 31 Desember 2022 menjadi Rp12,65 triliun. Sementara total liabilitas mencapai Rp8,32 triliun, dan ekuitas LINK mencapai Rp4,31 triliun.
Pengambilalihan bisnis oleh XL Axiata
Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL), telah mengumumkan akan melakukan pengalihan bisnis fixed broadband dari Link Net, termasuk di antaranya mencakup 750.000 pelanggan.
Selain pengalihan bisnis tersebut, XL Axiata dan Link Net juga akan membangun jaringan baru sebanyak dua juta home passed oleh Link Net yang akan dimanfaatkan oleh XL Axiata untuk menyediakan layanan FBB dan FMC (Fixed Mobile Convergence) bagi pelanggan dan masyarakat yang lebih luas.
Nantinya, setelah penambahan dua juta home passed tersebut rampung, Link Net akan memiliki ketersediaan hingga 6,5 juta home passed sehingga menjadikannya sebagai FibreCo terdepan.