Jakarta, FORTUNE – Emiten Kawasan Industri, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), dengan entitas Grup Djarum, PT Anarawata Puspa Utama (APU), telah menandatangani perjanjian pengikatan jual beli saham dan pengambilan saham-saham baru atas perusahaan anak PT Suryacipta Swadaya (SCS).
Melalui perjanjian tersebut, SSIA dan APU telah menyepakati rencana transaksi dengan total nilai Rp3,1 triliun, dalam bentuk pengambilalihan 55.808.781 saham SCS milik SSIA senilai Rp169,8 miliar dan pengambilan seluruh saham baru yang akan diterbitkan SCS sejumlah 962.701.486 saham dengan nilai Rp2,9 triliun oleh APU.
Setelah aksi korporasi tersebut, SCS masih tetap menjadi perusahaan anak usaha yang terkonsolidasi pada SSIA.
Adapun perseroan masih memiliki 1.771.928.821 saham pada SCS atau 63,5 persen dari seluruh modal yang ditempatkan.
Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), Johannes Suriadjaja, menyatakan akan terus mengembangkan bisnis perseroan.
“Salah satu strategi kami dalam mengembangkan bisnis adalah dengan menggandeng investor strategis yang memiliki visi dan tujuan yang sama,” kata dia lewat keterangannya yang dikutip Jumat (17/5).
Keberadaan investor strategis akan memperkuat struktur permodalan SCS dengan mengurangi utang bank. Hal ini secara tidak langsung mengurangi biaya bunga serta menambah ekuitas yang akan membuat SCS menjadi lebih kompetitif.
“Dengan adanya tambahan dana dari investor strategis, SCS akan lebih cepat dalam pengembangan Kawasan Industri Subang Smartpolitan sehingga akan lebih menarik bagi para calon pembeli,” ujar Johannes.
Untuk memuluskan rencana ini, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham atas rencana transaksi ini melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) SSIA yang akan diselenggarakan pada 21 Juni 2024.
Pabrik kendaraan listrik baru beri kontribusi ke SSIA
Saat ini, kinerja perseroan terbilang baik. Tiga bisnis utama SSIA diperkirakan bakal memberikan sumbangan kepada pendapatan yang signifikan, khususnya dalam penjualan lahan Industri yang menunjukkan siklus naik seperti periode 2010-2011.
SSIA melihat minat yang luar biasa dari investor, terutama dari Cina, untuk menanamkan investasi di Suryacipta City of Industry, Karawang, serta Subang Smartpolitan.
Pada 30 April 2024, industri kendaraan listrik (EV), BYD telah menjadi tenant utama Subang Smartpolitan.
Saat ini, BYD menjadi penyewa terbesar pertama Subang Smartpolitan dengan menempati area lebih dari 108 hektare. Pendirian pabrik kendaraan listrik oleh BYD akan mendorong mobilitas berkelanjutan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
Sementara di Suryacipta City of Industry, Karawang, perusahaan motor listrik nomor 1 Cina, PT Yadea Teknologi Indonesia, juga telah melakukan groundbreaking pabrik manufakturnya pada 13 Mei 2024.
Pabrik manufaktur Yadea di Suryacipta, yang berdiri di area seluas 27 hektare, ini akan menjadi pabrik terbesarnya di Asia Tenggara dan merupakan pabrik Yadea kedelapan secara global.
Perkembangan positif ini mendorong perseroan untuk merevisi target penjualan pemasaran sepanjang 2024. Untuk Suryacipta City of Industry Karawang dan Subang Smartpolitan, target yang tadinya 65 hektare menjadi 184 hektare atau setara penjualan Rp2,2 triliun.
Besarnya minat investor untuk masuk ke Suryacipta City of Industry Karawang dan Subang Smartpolitan berdampak positif pada kinerja PT Suryacipta Swadaya (SCS) pula.
Pada kuartal I 2024, SCS melaporkan pendapatan Rp146,8 miliar, naik 85,8 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang senilai Rp79,0 miliar.
Kenaikan pendapatan terutama disebabkan penjualan tanah hingga Rp67,6 miliar pada kuartal I-2024. Perolehan ini mencatatkan kenaikan yang signifikan hingga 1.192,2 persen, bila dibandingkan dengan triwulan I-2023.