VALE Gandeng GEM Bangun Smelter HPAL Senilai US$1,4 Miliar

Akan menggunakan teknologi ramah lingkungan.

VALE Gandeng GEM Bangun Smelter HPAL Senilai US$1,4 Miliar
Salah satu site PT Vale Indonesia Tbk (INCO). (Website Vale Indonesia)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • PT Vale Indonesia Tbk dan GEM Co., Ltd. Cina akan membangun smelter nikel senilai US$1,4 miliar di Sulawesi Tengah dengan teknologi HPAL.
  • Proyek ini akan memproduksi 60.000 ton MHP tiap tahun untuk baterai penyimpanan energi, serta memberikan dampak sosial dan ekonomi positif.
  • Vale juga sedang membangun smelter HPAL senilai US$4,5 miliar di Pomalaa, Sulawesi Tenggara dengan target beroperasi pada kuartal I-2026.

Jakarta, FORTUNE - PT Vale Indonesia Tbk (VALE) mengumumkan kerja sama strategis dengan GEM Co., Ltd. dari Cina untuk membangun fasilitas pengolahan Nikel (Smelter) menggunakan teknologi High-Pressure Acid Leaching (HPAL) senilai US$1,4 miliar di Sulawesi Tengah.

Proyek ini diharapkan memproduksi sekitar 60.000 ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) setiap tahun, yang menjadi komponen penting dalam pembuatan baterai untuk sistem penyimpanan energi.

CEO VALE, Febriany Eddy, mengatakan proyek ini menargetkan pembangunan fasilitas net-zero yang menggunakan teknologi ramah lingkungan untuk pengolahan nikel yang berkelanjutan.

“Proyek ini bukan sekadar produksi MHP, melainkan model pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab, bermanfaat bagi Indonesia dan dunia,” kata dia dalam keterangan resminya, Senin (11/11).

Kerja sama ini mencakup beberapa investasi tambahan untuk memperkuat dampak sosial dan ekonomi, termasuk pengembangan pusat penelitian dan pengembangan senilai US$40 juta untuk transfer teknologi dan pengembangan talenta Indonesia.

Selain itu, dana sebesar US$30 juta dialokasikan untuk pembangunan ESG Compound yang menyediakan lanskap hijau, asrama karyawan, suplai air domestik, dan fasilitas pengolahan limbah, serta US$10 juta untuk program pembangunan masyarakat.

Pimpinan GEM Co., Ltd., Xu Kaihua, menegaskan pentingnya proyek ini sebagai langkah global menuju energi terbarukan.

“Proyek ini menjadi dasar bagi kolaborasi lintas batas untuk inovasi hijau, serta memberikan dasar bagi peningkatan industri nikel Indonesia dari produksi baja tahan karat konvensional menuju energi baru,” katanya.

Proyek HPAL ini diharapkan menciptakan lapangan kerja, menarik investasi, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, menjadikan Indonesia sebagai pusat penting dalam transisi energi bersih global.

Salah satu pilar utama proyek ini adalah pusat penelitian yang akan memberdayakan profesional Indonesia melalui transfer teknologi dan pengembangan keterampilan.

Proyek smelter HPAL Vale di Pomalaa

Saat ini, VALE juga tengah membangun smelter HPAL di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Proyek ini bernilai US$4,5 miliar, dirancang untuk memproduksi 120.000 MHP per tahun, bahan utama dalam baterai kendaraan listrik (EV).

Teknologi HPAL yang digunakan dalam peleburan akan memungkinkan produksi MHP yang efisien.

Adapun perusahaan yang andil dalam proyek ini adalah Ford Motor Co. dan Zhejiang Huayou Cobalt Co.

Huayou memegang saham sebesar 73,2 persen dalam proyek tersebut, dengan Vale Indonesia memegang 18,3 persen dan Ford sebesar 8,5 persen.

Progres dari pembangunan smelter tersebut ditargetkan akan bisa mulai beroperasi pada kuartal I-2026.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil