Saham Unilever (UNVR) Terus Turun, Terendah Sejak 2009!

Apa penyebab dan strategi selanjutnya?

Saham Unilever (UNVR) Terus Turun, Terendah Sejak 2009!
Unilever Indonesia
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Saham UNVR turun 2,24% ke level Rp1.530 pada Kamis (6/2), terendah sejak 2009.
  • Laba bersih Unilever turun 28,15% menjadi Rp3 triliun hingga kuartal III-2024, penjualan bersih turun 10,1% menjadi Rp27,4 triliun.
  • Unilever akan fokus pada inovasi produk berkualitas, penyesuaian operasional, dan empat strategi untuk meningkatkan pasar di tengah kondisi bisnis yang menantang.

Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menunjukkan tren pelemahan dalam beberapa waktu terakhir. Pada perdagangan Kamis (6/2), saham UNVR menyentuh level Rp1.530, turun 35 poin atau 2,24% dari perdagangan sebelumnya.

Dalam sebulan terakhir, saham UNVR sudah anjlok 12,32%, setara 215 poin dan secara year-to-date (YTD) sudah menurun 305 poin, atau 16,62%.

Perlu dicatat bahwa saham UNVR saat ini berada pada level terendah sejak 2009. Pada 30 Januari 2009, harga saham UNVR tercatat sebesar Rp1.580 dan mencapai harga tertingginya pada 2 Februari 2018, yaitu Rp11.005.

Laba UNVR menurun

Secara kinerja, UNVR mencatat penurunan kinerja keuangan hingga kuartal III-2024. Laba bersih perseroan turun 28,15% menjadi Rp3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,18 triliun.

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap mengungkapkan penurunan laba Unilever disebabkan beberapa faktor seperti penurunan daya beli yang memengaruhi referensi brand tertentu dan efek boikot produk yang berlangsung sejak November 2024 masih terasa hingga sekarang. 

Akibatnya, penjualan bersih Unilever turun 10,1% secara tahunan menjadi Rp27,4 triliun hingga kuartal III-2024. 

Secara rinci, pendapatan domestik UNVR menurun sebesar 9,9% year-on-year (YoY) disebabkan Underlying Price Growth (UPG) negatif -4,1% dan Underlying Volume Growth (UVG) negatif -5,8%. Penurunan dalam UVG dikarenakan adanya ketidakstabilan harga dan adanya penurunan stok pelanggan di kuartal ketiga.

“Sejauh ini terjadi penurunan nyata dari penjualan kami dan juga dampak dari ketidak konsistenan harga yang agresif menyebabkan laba bersih perusahaan lebih rendah. Dibandingkan Desember 2023, kami berhasil meraih kenaikan pangsa pasar, namun lebih rendah dibanding Oktober 2023,” kata Benjie dalam paparan publik virtual, Rabu (23/10).

Di tengah kondisi bisnis yang menantang, Benjie mengatakan Unilever akan terus fokus dan dalam menciptakan pengalaman brand superior seperti kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh dengan kualitas, inovasi dan beradaptasi sambil meningkatkan efisiensi biaya.

Ia juga mengaku enggan melakukan strategi perang harga untuk memenangkan pasar.

“Perang harga bukan cara kami memenangkan pasar. Yang harus dilakukan adalah memberi pengalaman ke konsumen dengan kualitas produk kami dan harga yang terjangkau lewat berbagai promosi dan kegiatan di pasar. Kami fokus melayani konsumen,” kata dia.

Strategi bisnis Unilever

Benjie mengatakan Unilever akan menavigasi bisnis dengan langkah-langkah yang diperlukan.

“Sambil  terus beradaptasi pada lanskap pasar yang terus berkembang pesat, kami tetap fokus menghasilkan inovasi yang berkualitas dan konsisten untuk konsumen,” ujar Benjie.

Perusahaan akan melakukan penyesuaian, mulai dari menyempurnakan ragam produk hingga memperkuat efisiensi operasional.

“Meskipun diperlukan waktu untuk melihat dampak dari penyesuaian ini. saya yakin dengan kemampuan yang kami miliki untuk memulihkan dan menumbuhkan kinerja,” katanya.

Ada empat strategi Unilever Indonesia untuk meningkatkan pasar, yaitu memperkuat merek dan portofolio merek, memperbaiki saluran lewat transformasi pada distributive trade (DT) dan manajemen stok yang efektif, peningkatan belanja iklan untuk mendorong penjualan, dan pengendalian biaya.

Misalnya dengan otomatisasi di pabrik dan memperkuat organisasi agar lebih efisien dan akuntabel melalui transformasi berkelanjutan.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

Inilah Orang Muda Berpengaruh pada Fortune Indonesia 40 Under 40: 2025
Jadi DPO, Adrian Gunadi Masuk Red Notice Interpol & Paspor Dicabut
GOTO dan Grab Bicarakan Merger pada 2025, Makin Intensif
Harga Saham Bank Central Asia (BBCA) Hari Ini, 05 February 2025
GAPEKA 2025 Berlaku, Apa Saja yang Berubah?
Harga Saham Bank Central Asia (BBCA) Hari Ini, 04 February 2025