BUSINESS

Kenapa Unilever (UNVR) Lepas Bisnis Es Krim? Ini Alasannya

Simak penjelasan manajemen UNVR usai melepas bisnis es krim.

Kenapa Unilever (UNVR) Lepas Bisnis Es Krim? Ini AlasannyaDireksi PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) usai paparan publik (Dok. Unilever Indonesia)
09 December 2024

Fortune Recap

  • PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melepas lini bisnis es krim ke PT The Magnum Ice Cream Indonesia senilai Rp7 triliun.
  • Manajemen UNVR menjelaskan penjualan bisnis es krim ini agar perseroan fokus pada bisnis inti dan mengembalikan nilai investasi kepada para pemegang saham.
  • Nilai transaksi mencapai Rp7 triliun meliputi aset tetap, nilai persediaan, dan telah dilakukan penilaian bisnis independen.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Emiten yang bergerak pada bisnis Fast Moving Consumer Goods (FMCG), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), resmi menjual lini bisnis es krimnya ke PT The Magnum Ice Cream Indonesia senilai Rp7 triliun. Pihak manajemen UNVR mengungkapkan alasan di balik pelepasan bisnis tersebut.

Pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen Unilever menjelaskan alasan penjualan lini bisnis es krim ini dilakukan agar perseroan fokus pada bisnis inti. Jika perusahaan ingin mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar produk es krim, maka akan membutuhkan waktu, sumber daya yang besar, dan biaya yang tinggi.

“Penjualan bisnis es krim dilakukan sehubungan dengan rencana yang diumumkan oleh Grup Unilever untuk memisahkan bisnis es krim globalnya,” tulis Corporate Secretary Unilever, Padwestiana Kristanti dalam keterbukaan informasi BEI, diakses Senin (9/12).

Penjualan bisnis es krim tersebut juga memungkinkan perseroan merealisasikan nilai investasinya dalam bisnis es krim di Indonesia dan mengembalikan nilai tersebut kepada para pemegang sahamnya dalam jangka pendek.

“[Perseroan] berfokus kembali pada bisnis intinya yang tersisa untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dalam jangka panjang,” tulis lebih lanjut.

Adapun, nilai transaksi penjualan (tidak termasuk PPN) mencapai Rp7 triliun mencakup aset tetap dengan nilai pasar sebesar Rp2,55 triliun dengan nilai buku bersih pada 30 September 2024 sebesar Rp1,99 triliun serta nilai persediaan Rp172,79 miliar.

Sementara itu, penilaian bisnis independen telah dilakukan oleh Kantor Jasa Penilai Publik Suwendho Rinaldy dan Rekan (KJPP SRR) dengan nilai pasar wajar Rp6,57 triliun. Nilai transaksi merupakan 204 persen dari nilai ekuitas perseroan sebesar Rp3,43 triliun.

Diketahui, pembeli memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 42/POJK.04/2020, di mana perusahaan induk akhir dari kedu perusahaan adalah pihak yang sama, yaitu Unilever PLC.

Untuk melancarkan rencana transaksi, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.