Dibayangi Sentimen Inflasi AS, Rupiah Dibuka Melemah ke Rp15.959/US$

Rupiah berpotensi bertahan di bawah Rp16.000/US$.

Dibayangi Sentimen Inflasi AS, Rupiah Dibuka Melemah ke Rp15.959/US$
ilustrasi uang (unsplash.com/ Mufid Majnun)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Rupiah melemah 0,03 persen ke Rp15.959 per US$ pada Senin pagi.
  • Pasar uang merespon keraguan terhadap penurunan inflasi AS dan indikasi tiadanya kenaikan suku bunga acuan AS tahun ini.
  • Mata uang kawasan Asia bergerak variatif, dengan rupe India menguat 0,19 persen dan ringgit Malaysia naik 0,01 persen.

Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka melemah pada perdagangan Senin (20/5) pagi, dengan penurunan 0,03 persen ke Rp15.959 per US$.

Pada Jumat (17/5) sore, rupiah ditutup Rp15.955 per US$ atau turun 31,50 poin atau 0,20 persen ketimbang sebelumnya.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengatakan pada perdagangan hari terakhir pekan lalu, rupiah mengalami tekanan terhadap dolar AS karena keraguan pelaku pasar soal penurunan inflasi di AS.

Pasalnya, data harga impor AS bulan April mengalami kenaikan melebihi ekspektasi pasar. Kenaikan harga barang impor ini, menurutnya, tentu akan kembali menyumbang kenaikan inflasi AS. 

Di sisi lain, Bank Sentral AS pada rapat kebijakan moneternya awal Mei lalu mengindikasikan peluang akan tiadanya kenaikan suku bunga acuan AS pada tahun ini.

Di samping itu, penurunan inflasi AS yang mengalami kemajuan turut membuat sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat membaik seperti indeks saham global yang menguat, demikian pula harga emas, kripto dan nilai tukar lain yang dihadapkan dengan dolar AS.

"Pagi ini, sentimen di akhir pekan mungkin bisa mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS, tapi mungkin bisa tertahan di bawah Rp16.000 per US$ karena pasar masih memiliki ekspektasi tinggi terhadap pemangkasan suku bunga acuan AS tahun ini," ujarnya.

Sementara itu, pergerakan mata uang kawasan Asia masih bervariasi. 

Yen Jepang melemah 0,14 persen, dolar Hong Kong melemah 0,01 persen, dolar Singapura turun 0,02 persen, dan dolar Taiwan turun 0,08 persen.

Kemudian, won Korea melemah 0,13 persen, peso Filipina turun 0,23 persen, dan yuan Cina turun 0,07 persen.

Sebaliknya, rupe India menguat 0,19 persen, ringgit Malaysia naik 0,01 persen, dan Baht Thailand naik 0,04 persen.

Adapun mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan euro melemah 0,04 persen, poundsterling melemah 0,03 persen, dolar Kanada naik 0,04 persen, dan franc Swiss turun 0,04 persen.

Related Topics

Nilai Tukar Rupiah

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

IDN Channels

Most Popular

Apa Itu BRICS: Sejarah dan Perannya Melawan Dominasi G7
Indonesia Mulai Proses Pengajuan Keanggotaan BRICS
Melawan Putusan Pailit, Sritex Ajukan Kasasi
Prabowo Bakal Hapus Utang 6 Juta Petani & Nelayan, Jadi Beban Bank?
RI Bakal Gabung BRICS, CSIS: Tak Perlu Karena Sudah Ada di G20
SIDO Bagi Dividen Interim Rp18/Saham, Ini Jadwalnya