Jakarta, FORTUNE - PT Indika Energy Tb (INDY) mencatatkan laba US$119,68 juta sepanjang 2023. Jumlah tersebut ambles 73,56 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar US$452,65 juta.
Pada 2023, Indika Energy membukukan pendapatan US$3,02 miliar atau turun 30,2 persen dibandingkan dengan US$4,33 miliar pada 2022.
Pendapatan kontrak dan jasa sebesar US$274,69 juta turun dibandingkan US$358,17 juta pada 2022; penjualan batu bara turun menjadi US$2,65 miliar dari sebelumnya US$3,85 miliar; dan perdagangan lainnya turun menjadi US$98,99 juta dari sebelumnya US$118,78 juta.
Meski demikian, beban pokok dan kontrak dapat dipangkas menjadi US$2,47 milar dari sebelumnya US$2,88 miliar. Dus, laba kotor perseroan turun 62,0 persen menjadi US$552,0 juta dari sebelunmnya US$1,45 juta.
Beban penjualan, umum dan administrasi turun 0,4 persen menjadi US$239,8 juta dari sebelumnya US$ 240,7 juta pada 2022.
Kendati begitu, INDY mengantongi kenaikan pendapatan investasi menjadi US$20,19 juta dari sebelumnya US$9,30 juta. Sedangkan beban keuangan turun menjadi US$85,55 juta dari sebelumnya US$103,53 juta.
Beban pajak final turun menjadi US$7,55 juta dari sebelumnya US$8,87 juta, perubahan nilai wajar atas derivatif melekat pada pinjaman yang dapat dikonversikan mencapai US$1,34 juta; perubahan nilai wajar utang kontinjensi turun US$0 dari sebelumnya US$46,26 juta; dan beban lain-lain untung US$12,55 juta dari sebelumnya rugi US$38,01 juta.
Laba sebelum pajak mencapai US$238,43 juta dari sebelumnya US$1,01 miliar. Sementara laba setelah dikurangi pajak US$151,04 juta–dari sebelumnya US$510,77 juta—adalah US$151,04 juta turun dari sebelumnya US$510,77 juta.
Imbas harga batu bara turun
Presiden Direktur Indika Energy, Asjad Rasjid, mengatakan secara segmen operasi penurunan pendapatan terutama disebabkan oleh menurunnya harga jual batu bara rata-rata Kideco pada 2023 mencapai US$72,9 per ton dibandingkan dengan US$86,6 per ton pada tahun sebelumnya.
"Menurunnya volume penjualan Kideco menjadi sebesar 30,5 juta ton atau menurun 12,2 persen dibandingkan 34,8 juta ton pada tahun sebelumnya," katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa (2/4).
Beban penjualan, umum dan administrasi Kideco turun 0,4 persen menjadi US$ 239.8 juta terutama karena penurunan biaya pemasaran dan biaya DMO.
Penurunan tersebut sebagian diimbangi oleh pembayaran Pembayaran Negara Bukan Pajak (PNBP) ke pemerintah pusat dan daerah.
Sementara itu, realisasi belanja modal selama 2023 adalah US$142,7 juta, yang US$37,4 juta atau 26,2 persen di antaranya digunakan untuk bisnis lama, termasuk untuk Indika Indonesia Resources sebesar US$19,7 juta dan Kideco sebesar US$17,7 juta.
Pada segmen bisnis non-batubara, capex terutama digunakan untuk sektor mineral (khususnya untuk proyek Awakmas) yaitu US$ 66,2 juta; sektor kendaraan listrik melalui Ilectra Motor Group (IMG) sebesar US$14,5 juta; dan sektor solusi berbasis alam melalui Indika Nature sebesar US$14,6 juta.