Indika Energy Dapat Pinjaman US$300 Juta dari BNI dan Mandiri
Akan dimanfaatkan untuk membayar utang.
Jakarta, FORTUNE – PT Indika Energy Tbk. (INDY) mengumumkan penandatanganan perjanjian fasilitas kredit senilai US$300 juta dengan Bank Mandiri dan BNI. Fasilitas kredit tersebut bakal digunakan untuk membayar utang.
Dalam keterbukaan informasi yang diumumkan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (2/1), INDY menyatakan penandatanganan fasilitas kredit itu dilakukan bersama anak usaha, yaitu PT Indika Inti Corpindo, PT Tripatra Multi Energi, PT Tripatra Engineering, PT Tripatra Engineers And Constructors, dan Tripatra (Singapore) Pte. Ltd., sebagai para penanggung awal.
“Perjanjian fasilitas ini akan dipergunakan untuk membayar utang Perseroan,” kata Sekretaris Perusahaan Indika Energy, Adi Pranomo, dalam keterangan yang dikutip Rabu (3/1).
Selain perjanjian fasilitas, INDY bersama anak usaha dan kreditur juga menandatangani surat fasilitas dan dokumen jaminan berupa Perjanjian Gadai Rekening dan Perjanjian Konfirmasi Jaminan, serta surat tambahan untuk perjanjian antarkreditur.
Perjanjian fasilitas tersebut dijamin secara pari passu berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam indenture untuk surat utang senior 5,875 persen yang jatuh tempo 2024 sebesar US$575 juta, dan surat utang senior 8,25 persen yang jatuh tempo 2025 sebesar US$675 juta.
Perjanjian tersebut tidak berdampak secara material terhadap operasional perusahaan, “namun akan mengurangi beban bunga yang ditanggung perseroan mempertimbangkan kondisi bunga pasar perbankan domestik yang lebih menguntungkan bagi perseroan,” ujarnya.
Kinerja Indika Energy hingga kuartal III-2023
Laporan keuangan terkininya menunjukkan bahwa INDY mencatat pendapatan US$2,29 miliar atau sekitar Rp36,5 triliun pada kuartal III-2023.
Angka tersebut mengalami penurunan 26,64 persen jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya yang mencapai US$3,13 miliar.
Pendapatan INDY ini berasal dari kontrak dan jasa senilai US$229,2 juta, penjualan Batu Bara ke luar negeri sebesar US$1,68 miliar, penjualan batu bara di pasar dalam negeri sebesar US$357,1 juta, dan kegiatan perdagangan lainnya sebesar US$25,7 juta.
Dalam konteks segmennya, jasa energi menyumbang pendapatan US$184,09 juta, sumber daya energi US$2,04 miliar, logistik dan infrastruktur US$34,2 juta, dan pendapatan dari sektor mineral US$21,8 juta. Sementara itu, bisnis hijau menghasilkan pendapatan US$10,6 juta, dan ventura digital US$4,25 juta.
Penurunan pendapatan berdampak pada laba bersih INDY, yang turun signifikan hingga 72,27 persen.
Laba bersih perusahaan turun dari US$338,3 juta menjadi US$93,8 juta, atau setara dengan Rp1,49 triliun per September 2023.