Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka melemah pada perdagangan Jumat (4/6) pagi. Mata Uang Garuda tertekan 25 poin atau 0,15 persen ke Rp16.295 per US$. Sebelumnya, pada Kamis (14/6) sore, rupiah ditutup bertenaga dengan penguatan 24,50 poin atau 0,15 persen kelevel Rp16.270 per US$.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah masih berpotensi melemah terhadap dollar AS hari ini. Indeks dollar AS bergerak menguat kemarin dan pagi ini sudah bergerak di atas kisaran 105.20.
"Pagi kemarin indeks dolar masih bergerak di kisaran 104.70," ujarnya saat dihubungi Fortune Indonesia
Nilai tukar mata uang negara-negara berkembang sendiri bergerak melemah pada perdagangan Kamis, tapi rupiah berhasil menguat. Menurut Ariston, hal ini kemungkinan ditengarai oleh intervensi dari Bank Indonesia.
Sebab, jelas bahwa hasil rapat the Fed kemarin menunjukkan sikap Bank Sentral AS yang enggan menurunkan suku bunga acuannya—sehingga memicu penguatan dollar AS.
"Rupiah masih berpotensi melemah terhadap dollar AS hari ini ke kisaran Rp16.300-16.350 per US$ dengan potensi support di kisaran Rp16.250 per US$," tandasnya.
Sementara itu, pergerakan mata uang kawasan Asia masih terpantau bervariasi pada perdagangan pagi hari ini. Yen Jepang terpantau turun 0,05 persen, Dolar Singapura turun 0,13 persen, dan Yuan China tercatat turun 0,12 persen.
Sebaliknya, Dolar Taiwan naik 0,19 persen, Won Korea naik 0,35 persen, Peso Filipina naik 0,04 persen, Ringgit Malaysia naik 0,25 persen, Baht Thailand naik 0,13 persen, Dolar Hongkong menguat 0,01 persen, dan Rupe India menguat 0,03 persen.
Adapun mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan Euro begerak menguat 0,03 persen dan Poundsterling naik 0,09 persen, sementara Dolar Kanada turun 0,12 persen dan Franc Swiss turun 0,07 persen.