Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka melemah pada perdagangan Rabu (22/5) pagi dengan penurunan 61 poin atau 0,1 persen ke Rp15.983 per US$.
Pada Selasa (21/5) sore, rupiah ditutup Rp15.999 per US$, turun 21 poin atau 0,13 persen.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, memperkirakan rupiah masih akan melemah hari ini terhadap dolar AS karena Suku Bunga acuan Amerika Serikat masih akan ditahan pada level tinggi untuk waktu lebih lama.
Empat petinggi Fed dalam pidatonya semalam memberikan indikasi bahwa bank sentral AS akan bersabar menunggu hingga inflasi jelas turun sebelum memangkas suku bunga acuannya.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia kemungkinan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya meskipun tekanan terhadap rupiah sudah berkurang karena ketidakpastian di pasar keuangan masih tinggi.
Sikap ini, kata Ariston, dapat membantu menjaga kekuatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sementara ini.
"Potensi pelemahan ke arah Rp16.050 per US$, dengan potensi support di sekitar Rp15.930 per US$," ujarnya.
Sementara itu, pergerakan mata uang kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi pada perdagangan hari ini.
Yuan Cina turun 0,01 persen, ringgit Malaysia turun 0,23 persen, yen Jepang melemah 0,08 persen, dan dolar Hong Kong melemah 0,02 persen.
Sebaliknya, dolar Singapura naik 0,04 persen, dolar Taiwan naik 0,07 persen, won Korea naik 0,06 persen, peso Filipina naik 0,10 persen, rupe India menguat 0,02 persen, dan baht Thailand naik 0,10 persen.
Adapun mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan euro melemah 0,04 persen, poundsterling turun 0,06 persen, dolar Kanada naik 0,15 persen, dan franc Swiss turun 0,01 persen.