Ketika terjadi inflasi, sejumlah kebijakan diberlakukan untuk bisa mengontrol laju ekonomi. Salah satunya kebijakan BI Rate atau suku bunga BI yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI).
Penetapan BI Rate dijadikan sebagai Suku Bunga Acuan menjadi salah satu upaya untuk mengendalikan perekonomian nasional di tengah gejolak ekonomi global. Sebagai informasi, Bank Indonesia telah menaikan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen pada April 2024.
Lantas, apa yang terjadi bila suku bunga naik? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
1. Mengendalikan inflasi
Seperti yang diketahui, peningkatan BI Rate dilakukan pihak Bank Indonesia sebagai respon akan terjadinya inflasi. Kebijakan yang diambil BI tersebut harapannya dapat mengendalikan tingkat inflasi agar tidak melambung tinggi.
Kenaikan BI Rate juga menjadi salah satu langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan tingkat inflasi dalam sasaran pada tahun 2024 dan 2025. Hal tersebut juga sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro-stability.
Dengan begitu, harga bahan pokok yang mengalami kenaikan akibat inflasi akan perlahan menurun saat suku bunga acuan naik.
2. Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah
Pertanyaan mengenai apa yang terjadi bila suku bunga naik kerap ditanyakan masyarakat ketika Bank Indonesia menaikan BI Rate. Pada hakikatnya, kebijakan tersebut dilakukan demi mengendalikan inflasi. Dengan begitu, stabilitas nilai tukar rupiah bisa diwujudkan.
Di tengah gejolak ekonomi global yang tidak pasti, kenaikan BI Rate digunakan agar nilai tukar rupiah tidak terpuruk dan menjaga kestabilannya. Hal tersebut juga dapat mencegah penurunan nilai mata uang rupiah yang fluktuatif di pasar global.
3. Meningkatkan minat masyarakat untuk menabung
Suku bunga acuan BI yang naik juga berdampak pada perilaku masyarakat yang berubah dalam membelanjakan uang. Perilaku masyarakat dari konsumsi akan berubah ke arah menabung.
Masyarakat cenderung memilih menabung aset daripada membelanjakan uangnya. Terlebih pada produk deposito bank karena suku bunganya juga mengalami kenaikan. Momen tersebut banyak dimanfaatkan investor yang ingin melakukan diversifikasi investasi.
Meskipun imbal hasilnya dapat dikatakan kecil, risiko yang ditawarkan relatif rendah sehingga menjadi pilihan tepat untuk menyimpan dana. Tidak heran, produk simpanan ini dilirik banyak orang di tengah gejolak ekonomi global.
4. Daya beli masyarakat menurun
Apa yang terjadi bila suku bunga naik pada daya beli masyarakat? Karena masyarakat cenderung menyimpan dananya, daya beli masyarakat berpotensi menurun.
Dengan diberlakukannya kenaikan suku bunga, pertumbuhan bisnis nasional akan terasa lambat sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi terkontraksi. Pasalnya, masyarakat akan merasa kesulitan dalam membeli rumah hingga kendaraan dengan sistem kredit.
Bagi pelaku usaha, kenaikan bunga kredit dapat menambah beban pelaku usaha yang umumnya mendapatkan modal dari pinjaman bank.
Hal tertentu juga berdampak pada laju investasi di pasar modal karena investor lebih memilih investasi yang berisiko rendah.
5. Menarik investor asing
Tidak hanya berdampak pada investor dalam negeri, suku bunga acuan yang naik juga mempengaruhi perilaku investor di pasar global. Kebijakan tersebut nyatanya mendatangkan keuntungan investasi yang menarik bagi investor asing.
Dengan begitu, minat investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia meningkat. Hal tersebut juga dapat mencegah aliran modal asing keluar. Nantinya modal asing tersebut akan dipakai atau diputar kembali sebagai modal usaha di dalam negeri.
Jadi, apa yang terjadi bila suku bunga naik? Ada sejumlah dampak yang bisa dirasakan masyarakat dan perekonomian nasional, mulai dari mengontrol efek inflasi hingga menarik investor asing untuk menanam modal di Indonesia. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda.