Laba Adaro Turun 10,8% Jadi US$778,7 Juta pada Semester I-2024

Adaro bakal lanjutkan buyback saham dan dividen.

Laba Adaro Turun 10,8% Jadi US$778,7 Juta pada Semester I-2024
ilustrasi kantor PT Adaro Indonesia (youtube.com/ Adaro Energy Indonesia)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Adaro Energy Indonesia Tbk mencatatkan laba US$778,77 juta pada semester pertama 2024, turun 10,88% dari tahun sebelumnya.
  • Pendapatan Adaro turun 15% menjadi US$2,97 miliar karena koreksi harga batu bara, meskipun volume produksi dan penjualan naik 7%.
  • Total aset Adaro naik 5% menjadi US$10,26 miliar, sementara total likuiditas mencapai US$4,64 miliar pada akhir semester I-2024.

Jakarta, FORTUNE -  PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan laba sebesar US$778,77 juta pada semester pertama 2024.

Angka terebut turun 10,88 persen (year on year/yoy) dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar US$873,83 juta.

Pada periode ini, Adaro membukukan pendapatan sebesar US$2,97 miliar, turun 15 persen dibandingkan dengan semester pertama 2023 yang sebesar US$3,47 miliar.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh koreksi harga batu bara, yang mengakibatkan turunnya harga jual rata-rata (ASP) sebesar 19 persen. Namun, volume produksi dan penjualan perusahaan masing-masing meningkat 7 persen, mencapai 35,74 juta ton dan 34,94 juta ton.

Selain itu, beban pokok pendapatan turun 13 persen yoy menjadi US$ 1,765 miliar, terutama karena penurunan beban royalti seiring dengan menurunnya ASP.

Pada sisi lain, total biaya bahan bakar naik 13 persen karena peningkatan konsumsi bahan bakar sebesar 15 persen seiring dengan kenaikan volume produksi. Adaro juga mengalami peningkatan pengupasan lapisan tanah sebesar 9 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Presiden Direktur dan CEO Adaro, Garibaldi Thohir, menyatakan bahwa meskipun harga batu bara mengalami penurunan, perusahaan tetap berkomitmen memberikan nilai kepada pemegang saham. Ia melanjutkan Adaro juga tetap melanjutkan program pembelian kembali (buyback) saham serta pembagian dividen tunai.

"Kami tetap berfokus pada eksekusi proyek untuk mengonversi visi jangka panjang kami menjadi nilai nyata bagi pemegang saham," ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Kamis (29/8).

Aset naik 5 persen

Selain mengalami penurunan, Adaro juga mencatatkan penurunan EBITDA operasional sebesar 11 persen menjadi US$1,234 miliar, dengan margin EBITDA yang tetap sehat pada level 42 persen. Laba inti perusahaan juga turun 11 persen menjadi US$911 juta, sementara laba bersih periode ini mencapai US$880 juta.

Sementara itu, total aset Adaro pada akhir semester I-2024 tercatat naik 5 persen menjadi US$10,26 miliar, didukung oleh peningkatan investasi pada aset tetap dan ventura bersama.

Sebaliknya, total liabilitas perusahaan turun 6 persen yoy menjadi US$2,56 miliar, terutama karena penurunan liabilitas non-lancar sebesar 44 persen.

Adapun arus kas dari aktivitas operasi meningkat signifikan hingga US$1,03 miliar, didorong oleh penurunan pembayaran royalti dan pajak penghasilan badan. Selain itu, Adaro mencatatkan total likuiditas sebesar US$4,64 miliar pada akhir semester I-2024, dengan saldo kas yang mencapai US$2,79 miliar.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya