Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka menguat pada perdagangan Kamis (13/6) pagi dengan peningkatan 15,50 poin atau 0,10 persen ke Rp16.279 per US$.
Pada Rabu (12/6) sore, rupiah ditutup melemah 3,50 poin atau 0,02 persen ke level Rp16.295 per US$.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, memperkirakan rupiah berpotensi kembali melemah hari ini. Tingkat inflasi Amerika Serikat masih belum menuju ke target 2 persen, dan Fed memutuskan mempertahankan suku bunga pada level 5,25–5,5 persen serta memberikan sinyal keengganan untuk memangkas suku bunga acuannya.
Proyeksi Fed yang dirilis dini hari tadi juga memperlihatkan bahwa suku bunga acuan AS dipangkas 25 basis poin pada 2024, yang artinya hanya sekali. Ini lebih rendah dari perkiraan yang beredar di pasar, yakni pemangkasan sebanyak dua kali pada tahun ini.
"Sikap the Fed ini bisa mendorong penguatan dolar AS lagi terhadap nilai tukar lainnya. Peluang pelemahan ke arah Rp16.350 per US$, dengan potensi support di sekitar Rp16.250 per US$," ujarnya.
Sementara itu, pergerakan mata uang kawasan Asia masih terpantau bervariasi pada perdagangan pagi hari ini. Yen Jepang turun 0,05 persen, dolar Singapura turun 0,13 persen, dan yuan Cina turun 0,12 persen.
Sementara, dolar Hong Kong menguat 0,01 persen, dolar Taiwan naik 0,19 persen, won Korea naik 0,35 persen, peso Filipina naik 0,04 persen, dan rupe India menguat 0,03 persen, ringgit Malaysia naik 0,25 persen, dan baht Thailand naik 0,13 persen.
Adapun mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan euro menguat 0,03 persen dan poundsterling naik 0,09;persen, sementara dolar Kanada turun 0,12 persen, dan franc Swiss turun 0,06 persen.