Rupiah Dibuka Tertekan ke Rp16.472 per US$ pada Awal Pekan

Data PMI AS dorong pelemahan rupiah.

Rupiah Dibuka Tertekan ke Rp16.472 per US$ pada Awal Pekan
ilustrasi mata uang rupiah (unsplash.com/bady abbas)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Rupiah melemah 0,33 persen ke Rp16.472 per US$ pada Senin pagi dan berpotensi kembali melemah.
  • Data PMI AS bulan Juni menunjukkan kondisi bisnis yang lebih bagus dari proyeksi pasar, memicu penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.
  • Mata uang di Asia bervariasi, dengan yen Jepang naik dan dolar Singapura turun, sementara mata uang negara maju bergerak variatif.

Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka tertekan pada perdagangan Senin (24/6) pagi dengan pelemahan 21,50 poin atau 0,33 persen ke Rp16.472 per US$.

Pada Jumat (21/6) sore, rupiah ditutup turun dengan pelemahan 20 poin atau 0,12 persen ke level Rp16.450 per US$.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, memperkirakan rupiah berpotensi kembali mengalami pelemahan pada hari ini. Pasalnya, data PMI Amerika Serikat bulan Juni versi S&P yang dirilis Jumat malam memperlihatkan kondisi bisnis manufaktur dan jasa di Amerika Serikat yang lebih bagus dari proyeksi pasar dan masih bertumbuh. 

Kondisi ini bisa mendorong kembali kenaikan inflasi sehingga Bank Sentral AS akan semakin enggan memangkas suku bunga acuannya.

"Ini masih memicu penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnnya. Potensi pelemahan ke kisaran Rp16.500 per US$ dengan support di sekitar Rp14.400 per US$ hari ini," ujarnya.

Sementara itu, pergerakan mata uang kawasan Asia masih terpantau bervariasi pada perdagangan pagi hari ini. Yen Jepang terpantau naik 0,04 persen, dolar Hong Kong menguat 0,03 persen, peso Filipina naik 0,04 persen, rupe India menguat 0,13 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,03 persen.

Sebaliknya dolar Singapura turun 0,04 persen, dolar Taiwan turun 0,01 persen, won Korea melemah 0,19 persen, yuan Cina turun 0,01 persen, dan baht Thailand turun 0,09 persen.

Mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan euro menguat 0,02 persen dan poundsterling naik 0,07 persen, sementara dolar Kanada turun 0,07 persen dan franc Swiss naik 0,03 persen.

Related Topics

Nilai Tukar Rupiah

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya