Jakarta, FORTUNE - Pertumbuhan Harga Emas pada 2024 menunjukkan kenaikan signifikan dan beberapa kali mencetak rekor. Sepanjang 2024, harga emas dunia meningkat 27,24 persen secara point-to-point, menjadikannya kenaikan tahunan tertinggi sejak 2010.
Sentimen positif di kalangan investor menjadi salah satu pendorong kenaikan ini, terutama yang disebabkan oleh pemangkasan suku bunga oleh bank sentral. Selain itu, faktor lain seperti pembelian emas oleh bank sentral, ketidakpastian geopolitik, dan pelonggaran kebijakan juga berkontribusi pada lonjakan harga emas hingga mencapai rekor baru pada 2024.
Pada 31 Desember 2024, harga emas dunia ditutup di angka US$2.624,38 per ons, naik 0,68 persen dibandingkan hari sebelumnya. Di pekan terakhir Desember, harga emas mencatat kenaikan 0,35 persen secara point-on-point. Meski demikian, investor sempat berhati-hati karena dampak dari rencana kebijakan Presiden AS, Donald Trump.
Proyeksi Harga Emas 2025
Melansir Bloomberg, harga emas diperkirakan akan tetap menunjukkan tren positif pada 2025. Kebijakan Trump yang berpotensi memicu inflasi dan memperlambat penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed), diperkirakan menjadi faktor pendorong utama.
Namun, Macquarie Group Ltd. memprediksi adanya penurunan harga emas pada kuartal pertama 2025 akibat penguatan nilai tukar dolar AS. Penguatan dolar AS membuat emas, yang dihargai dalam mata uang tersebut, menjadi lebih mahal bagi investor asing.
Setelah kuartal pertama, harga emas diproyeksikan naik. Macquarie memperkirakan harga emas dapat dengan cepat mencapai US$3.000 per ons, didukung oleh peningkatan permintaan dari Cina, serta dampak kebijakan Trump terhadap prospek fiskal AS. Rata-rata harga emas pada kuartal pertama 2025 diprediksi mencapai US$2.650 per ons, lalu naik menjadi US$2.800 per ons di kuartal kedua.
Goldman Sachs juga memperkirakan harga emas akan kembali reli pada 2025, bahkan menjadikannya salah satu komoditas unggulan. Sebagai aset non-yielding, emas lebih menarik saat suku bunga turun karena opportunity cost-nya ikut menurun.
Di tengah potensi perang dagang yang dilancarkan AS di bawah kepemimpinan Trump, momentum penguatan harga emas diperkirakan akan terus berlanjut, menjadikan logam mulia ini pilihan investasi yang semakin diminati.