Jakarta, FORTUNE - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa likuiditas valuta asing (valas) perbankan nasional masih sangat kuat di tengah tren pelemahan rupiah.
Hal tersebut tercermin dari loan to deposito ratio (LDR) untuk simpanan valas perbankan yang masih di level memadai di September 2023.
"LDR valas mencapai 80,33 persen ini menandakan atau mengindikasikan bahwa likuiditas valas di pasar domestik cukup kuat, ruangnya cukup untuk memberi tambahan kredit ke sektor riil kalau diperlukan," kata Purbaya melalui konferensi video hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang dikutip di Jakarta, Senin (6/11).
Di sisi lain, indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) pada 27 Oktober 2023 berada di level 106,56 atau menguat 2,93 persen (ytd). Peningkatan Indeks DXY memberikan tekanan depresiasi terhadap nilai tukar Rupiah sebesar 2,34 persen (ytd).
DPK valas bank nasional masih naik 6,13%
Sementara itu, tabungan valas bank nasional juga masih tumbuh 6,13 persen (yoy) mencapai US$78,17 miliar. Purbaya menyebut, kenaikan ini masih jauh lebih besar dibandingkan dengan periode tahun 2022.
"Ini tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan bulan Agustus juga, jadi diluar dugaan orang bukan agak turun malah agak naik sedikti lebih cepat," kata Purbaya.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) terus mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas (pro-stability), sementara kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pengembangan pasar uang dan pasar valas.
Ini langkah BI perkuat pasar valas
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan bahwa kebijakan itu diwujudkan bank sentral melalui melalui tiga strategi. Pertama ialah berupaya untuk intervensi di pasar valas pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Strategi kedua ialah penguatan strategi operasi moneter untuk efektivitas kebijakan moneter, termasuk optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan penerbitan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) serta Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) sebagai instrumen moneter yang pro-market untuk pendalaman pasar keuangan dan menarik masuknya aliran portofolio asing dari luar negeri.
Sedangkan untuk strategi ketiga ialah penguatan koordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk implementasi penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.