Jakarta, FORTUNE - PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) membidik pertumbuhan bisnis di kisaran 15 persen–20 persen sepanjang 2024.
Per kuartal I 2024, anak usaha PT Erajaya Swasembada Tbk itu telah mencatatkan pertumbuhan penjualan lebih dari 20 persen. Menurut Direktur Utama ERAL, Djohan Sutanto, perseroan meyakini hal tersebut akan bertahan sampai dengan akhir tahun.
"Bila tidak ada sesuatu yang bersifat major, maka ekspektasi kami, yang terjadi pada kuartal I adalah cerminan yang kita bisa bawa sampai dengan akhir 2024," kata Djohan dalam paparan publik, dikutip Selasa (18/6).
Adapun, pada triwulan pertama ini, ERAL membukukan pendapatan Rp1,09 triliun, naik dari RP905 miliar pada periode serupa pada 2023. Namun, laba bersihnya menurun dari Rp51 miliar pada kuartal I 2023, menjadi Rp41 miliar pada kuartal I 2024.
Katalis pertumbuhan penjaualn perseroan adalah kategori-kategori baru dalam bisnisnya, yakni active & lifestyle serta private label. Pertumbuhan terpesat terjadi pada sejumlah produk seperti garmin dan DJI (merek drone) pada kategori smart, juga ASICS dan JDsport pada kategori lifesyle. Segmen-segmen itu juga diharapkan akan menopang kinerja perseroan ke depan.
Untuk itu, ERAL akan menggenjot pengembangan kategori dan ekspansi gerai. Terkait gerai, perseroan membidik membuka sekitar 40–50 gerai baru. Sampai dengan Mei 2024, sudah ada 16 toko baru dibuka. Djohan berujar, realisasi dari pembukaan gerai baru berpotensi sedikit melambat karena momentum lebaran.
Adapun, dari segi pengembangan, kategori active dan lifestyle akan jadi konsentrasi. "Namun kami tidak melupakan kategori smart, yang merupakan salah satu kontribusi utama terhadap bisnis ERAL pada hari ini," kata Djohan.
Tantangan bagi ERAL pada 2024
Di balik proyeksi kinerja, ERAL tak menampik adanya sejumlah tantangan. Salah satunya, lokasi ekspansi. Direktur ERAL, Andre Tanudjaja mengatakan, karena merupakan pemain yang baru masuk, maka perseroan membutuhkan waktu untuk mendapatkan lokasi di mal-mal bagus. "Sehingga kami sangat berhati-hati dalam pemilihan lokasi untuk pembukaan toko karena kami tidak mau mendapatkan lokasi yang kurang bagus," kata Andre.
Kedua, dari segi teknologi dan informatika, dengan kian berkembangnya bisnis ke berbagai industri, insfrastruktur IT perseroan mesti lebih siap dan bisa mengikuti perkembangan industri.
Satu lagi, seiring dengan ekspansi kategori, perseroan juga menemukan kendala pada sumber daya manusia. Sebab, ada perbedaan antara industri smart, active, dan lifestyle.
"Namun, karena kami memiliki pengalaman seperti JDSport yang sudah berjalan lebih dari dua tahun dan ASICS yang sudah berjalan lebih dari satu tahun, kami sudah mengerti apa yang menjadi dasar untuk mengembangkan SDM kami," jelas Djohan.