Investasi Teknologi, Pos Indonesia Pangkas Target Laba Jadi Rp300 M
Robotika digunakan sebagai upaya efisiensi.
Jakarta, FORTUNE - PT Pos Indonesia (Persero) menurunkan target Laba di tahun 2024 menjadi Rp300 miliar, bila dibandingkan torehan laba Rp650 miliar di tahun sebelumnya. Bersamaan dengan itu, perseroan mengatakan bakal berInvestasi pada digitalisasi dan investasi Teknologi di bidang robotika guna mendukung efisiensi.
Direktur Utama Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, mengatakan bahwa inovasi di bidang teknologi informasi (IT) dan robotika memang menghabiskan investasi yang cukup besar. "Penggunaan robotik dan digitalisasi kita perluas, dengan robot kan lebih efisien, kerja 24 jam, tidak ada salah sortir karena human error, tidak ada rusak karena barang dilempar-lempar,” katanya kepada media di Jakarta, Rabu (13/6).
Faizal mengatakan, investasi di bidang IT dan robotika dimaksudkan untuk keberlanjutan perusahaan di masa depan, di samping upaya perusahaan untuk melakukan transformasi teknologi.
Dengan demikian, hal ini akan berdampak pada turunnya pendapatan perusahaan tahun turun ini, meskipun laba perusahaan cukup baik dengan kenaikan aset Pos Indonesia 15,1 persen menjadi Rp11,15 triliun. “Semoga dalam jangka panjang, karena lebih efisien di cara mengoperasikan perusahaan ini, jadi jangka panjang nanti kembali lagi profitnya,” ujarnya.
Kemungkinan pensiun dini
Faizal mengungkapkan, investasi teknologi dilakukan demi menekan pengeluaran tetap atau fixed cost, di mana biaya paling besar digunakan untuk membayar gaji karyawan. Lebih dari 1.000 karyawan Pos Indonesia disebut akan pensiun dan beberapa di antaranya diminta pensiun dini.
“Mungkin ya terpaksa, jadi kami tawarkan pensiun dini kepada karyawan yang terkena dampak dari otomatisasi dan digitalisasi. Tidak masif, itu kan bertahap, kira-kira seperti itu,” kata Faizal.
Faizal berjanji tidak akan ada PHK yang dipaksakan, semua akan berjalan alami dan mengedepankan prinsip kehati-hatian. Namun, mereka yang pensiun secara alami, berpotensi tidak akan digantikan dengan pegawai baru. Sementara, karyawan lama akan dipindahtugaskan dengan program alih kompetensi dan retraining.
Rekrutmen karyawan baru pun menurutnya kemungkinan hanya akan dilakukan dengan jumlah minim. "Sekitar 100-150 orang saja, kita rekrut langsung yang sarjana, sedangkan yang karyawan seperti jaga loket, yang antar kita ganti dengan kemitraan. Jadi polanya bukan karyawan tetap atau karyawan kontrak, tapi melalui kemitraan, sangat efektif dan itu yang menyelamatkan kita," ujarnya.
Adapun posisi yang akan diganti oleh robot, salah satunya adalah petugas sortir, agar bisa lebih cepat dan akurat. “Membuka bag, terus ngambilin barang, terus dibaca, oh ini kiriman ke Surabaya, kantong Surabaya, gitu. Itu kan bisa salah sortir atau karena kecerobohan dilempar-lempar, barang rusak, defect, dan sebagainya. Ya, kita harus ganti dengan robot," kata Faizal.