Jakarta, FORTUNE - Emiten tambang PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) atau Delta Dunia Group menargetkan pengurangan proporsi pendapatan Batu Bara termal menjadi maksimal 50 persen pada 2028.
Deputy Director Finance, Investor Relations, & News Business Development Delta Dunia Group, Iwan Salim, mengatakan perseroan dalam dua tahun terakhir telah berhasil merealisasikan target itu hingga 20 persen.
"Pada 2023, proporsi [pendapatan batu bara termal] sudah turun jadi 81 persen, karena proporsi yang non-termal naik dari 1 persen di 2021, jadi 12 persen di 2022, dan 19 persen tahun lalu," kata Iwan dalam acara Media Roundtable Discussion di Jakarta, dikutip Rabu (20/3).
Diversifikasi adalah kuncinya. Saat ini, penseroan telah memperoleh pendapatan non-termal dari batu bara metalurgi yang didapat dari operasional perseroan di Australia melalui BUMA Australia Pty Ltd sejak dua tahun lalu.
"Dengan apa yang sudah kami raih dua tahun terakhir [terkait diversifikasi pendapatan], kami sangat yakin untuk mewujudkan target yang sudah ditentukan sebelumnya," katanya.
Kinerja operasional dan keuangan di 2023
Pada 2023, Delta Dunia Group mencatatkan pertumbuhan volume produksi sebesar 10 persen (YoY). Itu berkat para pelanggan utama perseroan, yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), dan Berau Coal.
Di Australia, pertumbuhan kinerja operasional DOID mencapai 20 persen (YoY) karena meningkatnya kontrak baru, yakni:
- Pada April 2023, DOID beroleh kontrak senilai US$43 juta dengan BHP and Mitsubishi Alliance (BMA) untuk menyediakan layanan penambangan limbah dan batu bara di tambang Saraji, Queensland tengah, Australia. Ini merupakan situs ketiga DOID dengan BMA.
- Pada Februari 2023, DOID mengamankan kontrak tiga tahun senilai US$325 juta dengan Bowen Coking Coal untuk proyek Burtonnya.
Kendati volume produksi meningkat, DOID telah mempertahankan intensitas emisi karbon pada level 0,0016 tCO2e per ton produksi dalam tiga tahun belakangan.
"Tujuan kami adalah memperpanjang [sumber] pendapatan saat ini sekaligus memperluas [bisnis] ke pendapatan baru," kata Iwan.
Ihwal kinerja keuangan, DOID meraih pendapatan bersih US$1,83 miliar pada 2023, naik 18 persen (YoY) dari US$1,55 miliar pada 2022.
Dari total pendapatan itu, 72 persen berasal dari Indonesia, sedangkan sisanya dari Australia.
"Kami masih memiliki banyak peluang untuk bertumbuh di Australia," kata Direktur Delta Dunia Group, Dian Andyasuri, pada kesempatan yang sama.