Jakarta, FORTUNE - Bursa Efek Indonesia (BEI) memperbarui antrean IPO (Initial Public Offering) saham per akhir Agustus 2024. Setidaknya ada lima calon emiten yang undur diri dari proses IPO dibandingkan pada pekan awal Agustus.
Pada pekan lalu (26–30 Agustus 2024), ada sekitar 23 calon emiten yang menantik giliran untuk mencatatkan saham perdana di bursa. Angka tersebut lebih sedikit dari laporan IPO pada pekan awal Agustus (5–9 Agustus 2024), yang melaporkan adanya 28 perusahaan dalam antrean IPO saham.
Mengapa lima calon emiten tersebut hilang dari pipeline IPO? Apa berkaitan dengan kabar mengenai kasus dugaan gratifikasi IPO di bursa?
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa BEI, I Gede Nyoman Yetna membantah hal itu. "Semua proses evaluasi dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. Tidak ada kaitannya dengan isu lain," kata Nyoman kepada pers, Kamis (5/9).
Lebih lanjut, menurutnya, penyebab adanya perusahaan yang menyetop langkah IPO ada dua, yang mencakup:
- Keputusan internal perusahaan untuk menunda IPO.
- Hasil dari evaluasi bursa yang menyatakan belum bisa memberikan persetujuan.
Sebelumnya, pada 2023, pernah ada perusahaan yang menyatakan menunda IPO, yakni Akseleran, sebuah penyedia layanan pinjaman digital. Awalnya, IPO Akseleran dijadwalkan bakal digelar pada 9 Agustus 2023. Akan tetapi, rencana itu berhenti di tempat.
Dalam keterangannya, perusahaan menyatakan masih butuh waktu lebih lama untuk mengamankan investor strategis yang tepat dalam langkah IPO-nya. Selain itu, melalui paparan publik pada Juni 2023, Akseleran juga menyoroti alasan lain di balik penundaan IPO, yakni potensi akuisisi PT Pratama Interdana Finance (PIF).
Belum ada calon emiten yang lakukan penawaran awal
Berdasarkan data situs web e-IPO, hingga Kamis ini, belum ada lagi calon emiten yang menggelar masa penawaran awal atau bookbuilding.
Hingga 30 Agustus 2024, BEI sudah kedatangan 34 emiten baru sepanjang 2024. Total dana yang dikumpulkan oleh para emiten itu mencapai Rp5,15 triliun. Pencatatan saham terakhir pun dilakukan pada 8 Agustus 2024, yakni PT Esta Indonesia Tbk (NEST).
Dari 23 calon emiten yang sedang menunggu giliran IPO, mayoritasnya merupakan perusahaan beraset skala menengah, dengan dominasi dari sektor energi dan consumer.