Bisakah Aturan Bursa CPO Rampung di Agustus 2023?

Bappebti jelaskan alasan keterlambatan aturan bursa CPO.

Bisakah Aturan Bursa CPO Rampung di Agustus 2023?
Petani mengumpulkan buah sawit hasil panen di perkebunan Mesuji Raya, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Senin (9/5/2022). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/pras.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Mengapa bursa CPO belum juga dirilis hingga Juli berakhir? Lalu, bisakah aturan itu selesai pada bulan Agustus ini?

Menurut Kepala Bappebti, Didid Noordiatmoko, mundurnya pelaksanaan bursa CPO terjadi karena pihaknya mengambil langkah hati-hati sesuai dengan perintah Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan. Salah satu unsur yang ditinjau dengan hati-hati dalam aturan tersebut, yakni: kaidah penyusunan kebijakan.

Bappebti pun melibatkan kejaksaan dan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) untuk mengawal proses penyusunan aturan bursa CPO. "Kami ingin kebijakan ini dikawal juga," ujar Didid dalam konferensi pers dengan media, dikutip Jumat (4/8).

Saat ditanya kapan permendag soal bursa CPO akan selesai, Didid enggan menjanjikan detail waktu. Sebelumnya ia sempat menyebut aturan itu akan selesai pada Juni 2023, lalu mundur ke Juli. Namun, hingga bulan ini, permedag tersebut belum selesai.

"Memang tak secepat yang kami bayangkan, tapi sedang dalam progress dan mengedepankan kehati-hatian," katanya.

Apakah mungkin aturan bursa CPO rampung pada Agustus ini? Didid berharap demikian. "Kami akan berupaya secepat-cepatnya. Karena kini yang marahi saya bukan hanya Pak Menteri, tapi juga yang sudah betul-betul membutuhkan [bursa CPO] seperti petani."

Latar belakang Indonesia butuh bursa CPO: bukan untuk saingi Malaysia

Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). ANTARA FOTO/Syifa Yuli

Dalam kesempatan yang sama (3/8), Didid juga tegas menyatakan bahwa tujuan utama bursa CPO Indonesia adalah membuat acuan harga tersendiri, karena Indonesia adalah salah satu negara produsen CPO terbesar. Dengan adanya aturan tersebut, penetapan harga CPO juga diharapkan bisa menjadi lebih adil.

Namun, ia menampik narasi yang menyebut bakal calon bursa CPO Indonesia dibuat untuk saingi milik Malaysia.

"Kita tak dalam posisi ingin jatuhkan posisi bursa Malaysia. Justru Indonesia-Malaysia sama-sama memperjuangkan CPO [agar bisa masuk] Uni Eropa. Tidak berlawanan, tapi sama-sama bersinergi," ujar Didid.

Bahkan, dalam menyusun aturan bursa CPO, Bappebti belajar banyak dari berbagai bursa. Contohnya, Bursa CPO Malaysia; Roterdam, Belanda; dan India. Bahkan juga meninjau London Metal Exchange, hingga mempelajari informasi tentang bursa Chicago melalui riset.

"Di tahap awal, akan fokus pada fisiknya dulu, walaupun penyerahannya bisa saja berjangka. Karena kalau fisik sudah jalan, setelah itu kami akan minta bursa kembangkan fitur-fiturnya," jelas Didid.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024