Jakarta, FORTUNE - Emiten pemilik jaringan bioskop Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA), melaksanakan program pengumpulan minyak jelantah. Puluhan ton minyak telah dikumpulkan untuk diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan (biofuel).
Bermitra dengan PT Medan Bioenergy Nusantara (TUKR), Cinema XXI sudah mengumpulkan minyak jelantah (used cooking oil/USO) sebanyak 52.766 kg (52 ton) sejak November 2023 sampai dengan Maret 2024. Itu didapat dari 209 bioskop Cinema XXI yang berpartisipasi dalam program tersebut.
"Lokasi bioskop [yang sudah berpartisipasi] itu, untuk Pulau Jawa, Jabodetabek, sudah 100 persen. Lalu di Medan, Bali juga. Pada dasarnya di kota-kota yang secara logistik sudah lebih mudah untuk melakukan penarikan minyak jelantah ini," kata Plt. Head of Cinema Operations Cinema XXI, Ricky Samsoedin di Plaza Indonesia, Rabu (5/6).
Ke depannya, seluruh lokasi Cinema XXI akan berpartisipasi untuk pengumpulan minyak jelantah secara bertahap. Adapun, per 21 Mei 2024, Cinema XXI sudah memiliki 1.312 layar di 248 lokasi bioskop secara nasional.
Sebab, langkah itu juga sejalan dengan komitmen Cinema XXI menjaga kualitas produk makanan dan minuman (mamin). Perseroan pun menggunakan bahan biodegradable pada kemasan produk mamin, juga memakai biji jagung non-genetically modified organism, gula kelapa organik, dan minyak trans-fat-free.
Fortune Indonesia telah bertanya mengenai alokasi belanja modal untuk mendukung program-program keberlanjutan Cinema XXI tersebut, tapi belum kunjung mendapat jawaban sampai berita ini diterbitkan. Adapun, pada 2024, perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp775 miliar.
Dampak lingkungan
Menurut Head of Brand and Partnership TUKR, Adhi Putra Tawakal, lewat program ini, Cinema XXI turut berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon sebanyak 175.027 kilogram, menjada kemurnian 52.766 juta liter air, dan melindungi kesehatan lebih dari 52.766 anggota masyarakat.
Dalam program pengumpulan USO, puluhan ton minyak jelantah dikumpulkan oleh TUKR, perusahaan yang mengoperasikan layanan pengumpulan minyak jelantah, untuk dijual kembali sebagai bahan baku produksi biofuel. Misalnya, kepada perusahaan energi mancanegara yang membutuhkan USO. Itu karena TUKR telah mengantongi International Sustainability & Carbon Certification (ISCC).
"Sertifikasi ini membuka akses ke pasar biodiesel Eropa sehingga minyak jelantah dari Cinema XXI mempunyai keunggulan kompetitif, serta berpeluang baru untuk diolah menjadi bahan bakar berkelanjutan," kata Adhi di kesempatan yang sama.
TUKR sendiri sudah beroperasi di Pulau Sumatra (Banda Aceh; Medan; Padang; Pekanbaru, Riau; Palembang; Bandar Lampung), Pulau Jawa dan Bali (Jakarta Utara; Jakarta Selatan; Bandung; Surabaya; Malang; Denpasar; dan akan hadir di Yogyakarta), Pulau Sulawesi (Makassar; Palu; Manado, dan Pulau Kalimantan (Banjarmasin; Balikpapan; lalu akan hadir di Samarinda dan Pontianak).
Saat ini, TUKR telah bekerja sama dengan ribuan partner dari berbagai skala usaha di segmen business to business. Selain itu, TUKR juga menerima minyak jelantah dari rumah tangga. Adapun, minyak jelantah dari partner ataupun rumah tangga dihargai mulai Rp5.000 per liter.