Daftar Perusahaan yang Antre IPO Saham per Agustus

Ada 28 perusahaan yang antre catatkan saham di BEI.

Daftar Perusahaan yang Antre IPO Saham per Agustus
Ilustrasi saham IPO
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • 28 perusahaan antrean untuk IPO di BEI, mayoritas beraset Rp50 miliar hingga Rp250 miliar
  • Mayoritas perusahaan dalam antrean berasal dari sektor consumer non-cyclicals, consumer cyclicals, dan perindustrian
  • Sudah ada 34 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI sejak awal Januari hingga 9 Agustus 2024
  • 13 emisi obligasi dan rights issue dalam pipeline BEI, dengan sebagian besar berasal dari sektor energi dan perindustrian
  • Hingga 9 Agustus 2024, sudah ada 97 emisi obligasi dari 60 penerbit EBUS dengan dana sejumlah Rp81,5 triliun

Jakarta, FORTUNE - Puluhan calon emiten masih mengantre untuk mencatatkan saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) per Jumat (9/8).

Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, ada 28 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Mayoritas (20 calon emiten) merupakan perusahaan beraset skala menengah, yakni antara Rp50 miliar samapi dengan Rp250 miliar.

Empat lainnya adalah perusahaan dengan aset skala besar (di atas Rp250 miliar), sedangkan empat lagi merupakan calon emiten dengan aset berskala kecil (di bawah Rp50 miliar).

Berdasarkan sektor, mayoritas (17,9 persen) merupakan perusahaan consumer non-cyclicals. Lalu diikuti oleh sektor consumer cyclicals dan perindustrian (masing-masing 14,3 persen); bahan baku, energi, dan teknologi (masing-masing 10,7 persen).

Sementara itu, sisanya merupakan perusahaan sektor: finansial dan infrastruktur (masing-masing 7,1 persen); serta kesehatan dan transportasi-logistik (3,6 persen).

Secara terperinci, berikut ini daftar calon emiten dalam antrean IPO saham BEI per 9 Agustus:

  • Lima perusahaan consumer non-cylicals.
  • Empat perusahaan consumer cyclicals.
  • Empat perusahaan perindustrian.
  • Tiga perusahaan energi.
  • Tiga perusahaan teknologi.
  • Tiga perusahaan bahan baku.
  • Dua perusahaan infrastruktur.
  • Dua perusahaan keuangan.
  • Satu perusahaan kesehatan.
  • Satu perusahaan transportasi dan logistik.

Adapun, sejak awal Januari sampai 9 Agustus 2024, sudah ada 34 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Total dana terhimpunnya mencapai Rp5,15 triliun.

Antrean pencatatan obligasi dan aksi rights issue

Selain pencatatan saham, ada juga 13 emisi dari 9 penerbit EBUS dalam pipeline BEI. Klasifikasi sektor dari para calon penerbit itu, meliputi:

  • Tiga perusahaan sektor energi.
  • Dua perusahaan sektor perindustrian.
  • Dua perusahaan sektor bahan baku.
  • Satu perusahaan sektor keuangan.
  • Satu perusahaan sektor transportasi dan logistik.

Sebelumnya, BEI mencatatkan sudah ada 97 emisi dari 60 penerbit EBUS hingga 9 Agustus 2024, dengan hasil dana sejumlah Rp81,5 triliun.

Lebih lanjut, BEI pun melaporkan antrean aksi korporasi rights issue pada waktu yang sama, yang mana masih ada 24 emiten dalam atrean aksi korporasi tersebut. Berikut ini jumlah emiten yang bersiap rights issue berdasarkan sektor:

  • Delapan perusahaan sektor consumer cyclicals.
  • Lima perusahaan sektor keuangan.
  • Empat perusahaan sektor consumer non-cyclicals.
  • Empat perusahaan sektor energi.
  • Satu perusahaan sektor bahan baku.
  • Satu perusahaan sektor infrastruktur.
  • Satu perusahaan sektor transportasi dan logistik.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya