Jakarta, FORTUNE - Emiten jasa pengangkutan laut Grup Bakrie, PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII), memulai penawaran umum pun pada Kamis (1/2) hingga Senin (5/2).
Perseroan menawarkan saham sebanyak 3,16 miliar saham biasa dengan nilai nominal Rp5 per saham. Volume itu mewakili 20,00 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.
Dengan harga penawaran Rp272 per saham, Ancara Logistics Indonesia dapat menghimpun dana IPO sebesar Rp860,92 miliar. Nantinya, perseroan akan menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan berikut ini:
- 75,00 persen untuk memberi pinjaman kepada entitas anak, yaitu MCT, yang nantinya akan digunakan untuk pembayara sebagian atau pelunaasan pokok utang MCT kepada OCP Asia Fund IV (SF 1) Pte. Limited dan OCP Asia Fund V (SF 1) Pte. Limited.
- 21,44 persen untuk belanja modal demi menunjang kegiatan usaha utama perseroan, yakni pembelian tongkang sungai.
- Sisanya untuk modal kerja guna menopang kegiatan operasional, di antaranya pembelian bahan bakar, pembayaran jasa operator kapal, pembayaran jasa keamanan, pembayaran jasa operator alat berat, dan lainnya.
Jadwal IPO Ancara Logistics Indonesia
Sebelumnya, Ancara Logistics Indonesia telah menggelar penawaran awal pada 17-24 Januari 2024 dengan rentang harga penawaran Rp268 sampai dengan Rp278 per saham.
Setelah penawaran umum selesai nanti, rangkaian kegiatan IPO ALII akan berlanjut ke penjatahan di hari terakhir masa penawaran umum, 5 Februari 2024. Lalu, distribusi saham secara elektronik akan dilakukan pada 6 Februari 2024.
Sementara itu, pencatatan saham ALII di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan digelar pada 7 Februari 2024.
Penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek dari IPO Ancara Logistics Indonesia adalah PT Ciptadana Sekuritas Asia dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.
Profil ALII
Adapun, ALII didirikan pada Juli 2019 dan bergerak di bidang jasa pengangkutan laut, transhipment, dan Intermediate Stockpile (ISP) untuk tambang batu bara.
Pada September 2019, perseroan mengakuisisi saham mayoritas PT Mahakam Coal Terminal (“MCT”) sebesar 70 persen. MCT sendiri memiliki usaha di bidang operasi terminal yang digunakan sebagai ISP guna mendukung kegiatan usaha perseroan dan kegiatan pelanggan utamanya.
Entitas anak perseroan telah mengamankan kontrak Life of Mine (LoM) dengan PT Ade Putra Tanrajeng (APT) dan PT Guruh Putra Bersama (GPB) untuk pengangkutan dan pengiriman batu bara. Dengan demikian, perseroan memiliki sumber pendapatan yang berkesinambungan, hingga semua cadangan batu bara APT dan GPB habis.
Perseroan sendiri memiliki 36 tongkang sungai dan melakukan freight charter atas 15 set tongkang sungai dan kapal tunda; 40 kapal tunda dan melakukan time charter atas 12 set tongkang laut dan kapal tunda; 2 assist tugs dan melakukan time charter atas 2 assist tugs; serta memiliki 1 unit Floating Transhipper Unit (FTU) dengan kapasitas sebesar 20.000 MT PWWD.