Jakarta, FORTUNE - PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) resmi masuk ke Equity Index Quarterly periode Juni 2024, berdasarkan pengumuman kocok ulang Indeks FTSE pada akhir pekan lalu.
Adapun, BREN baru akan efektif masuk ke dalam indeks ternama global itu pada Senin, 24 Juni 2024. Saham afiliasi Prajogo Pangestu itu masuk ke kategori Large Cap Index FTSE.
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani mengatakan, itu akan berdampak baik pada pergerakan BREN. Itu didasari oleh kenaikan signifikan atas harga TPIAl, saat diumumkan efektif masuk ke dalam indeks MSCI pada 1 Juni.
"Maka hal ini pun berpotensi terjadi di BREN di minggu ini dan membuat IHSG juga ikut bergerak naik karena BREN merupakan saham nomor 1 di IHSG saat ini," kata Dimas dalam keterangan kepada Fortune Indonesia, Senin (25/5).
Namun, mulai hari ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) justru melakukan penghentian sementara perdagangan saham BREN di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, mulai sesi I perdagangan 27 Mei 2024 sampai dengan pengumuman bursa lebih lanjut. Itu dilakukan karena kenaikan harga kumulatif BREN yang signifikan.
Peningkatan harga BREN tidak main-main. Data IDX Mobile menunjukkan, dalam 3 bulan terakhir, harga BREN sudah meroket 104,55 persen per 22 Mei 2024. Tingkat penguatannya mencapai 89,08 persen selama 6 bulan belakangan ini. Lebih-lebih, harga BREN telah melejit 1.053,85 persen sejak melantai di BEI.
Sebelum ini, BEI juga telah menghentikan perdagangan saham BREN pada 3 Mei 2024 dengan alasan yang sama. Tahun lalu, tepatnya pada awal November, hal yang sama juga dilakukan. Langkah itu sendiri bertujuan memberi waktu bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan setiap pengambilan keputusan investasi di saham BREN secara matang, berdasarkan informasi yang ada.
"Bursa mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan," tulis Kepala Divisi Pengawasan Transaksi, Yulianto Aji Sadono dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan, Pande Made Kusuma Ari A, dilansir dari keterbukaan informasi.