BREN, Emiten Prajogo Pangestu Genjot Kapasitas 1.300 MW di 2028
Ekspansi dan diversifikasi pun dilakukan.
Fortune Recap
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) target operasikan kapasitas pembangkit 1.300 MW pada 2028 melalui pengembangan unit baru dan kemitraan dengan perusahaan lain.
- BREN melakukan diversifikasi portofolio di luar panas bumi dengan akuisisi aset Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) sebesar 320 MW.
- Pada 2023, BREN mencatatkan pendapatan US$594,9 juta, naik 4,4% (YoY), dengan faktor kapasitas di atas 90% dan pertumbuhan EBITDA sebesar 6,1% (YoY).
Jakarta, FORTUNE - Emiten energi terbarukan Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), membidik mengoperasikan kapasitas pembangkit 1.300 mega watt (MW) pada 2028 dalam rencana ekspansinya.
"Target itu akan dicapai melalui pengembangan unit-unit baru di wilayah operasi panas bumi kami yang sudah ada dan pengembangan kawasan greenfield di bidang energi panas bumi ataupun tenaga angin," jelas Direktur Utama Barito Renewables Energy, Hendra Soetjipto Tan dalam keterangannya, dikutip Rabu (20/3).
Pada akhir 2023, Barito Renewables Energy melalui anak usahanya, Star Energy Geothermal, telah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan total kapasitas 886 MW. PLTP itu mencakup unit-unit Wayang Windu, Salak, dan Darajat di Jawa Barat. Adapun, BREN bermitra dengan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Selain itu, pada akhir 2023, BREN juga melakukan diversifikasi portofolio di luar panas bumi. "Melalui akuisisi aset Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau angin dengan potensi kapasitas yang cukup besar," kata Hendra.
Anak usaha BREN, PT Barito Wind Energy (BWE) dan ACEN Renewables Pte. Ltd (ACEN Renewables International) telah mengakuisisi 5 PLTB yang memiliki potensi kapasitas sejumlah 320 MW. Itu meliputi PLTB Sidrap 1 dan 2 di Sulawesi Selatan, PT UPC Sukabumi Bayu Energi di Sukabumi, PT UPC Lombok Timur Bayu Energi di Lombok, dan PT Operation and Maintenance Indonesia (OMI).
BREN menguasai 99,99 persen saham atas PLTB Sidrap 1 dan OMI, dengan kapasitas sebesar 75 MW. Sementara untuk tiga PLTB lainnya, BREN mengempit 51 persen kepemilikan saham, setelah merampungkan tranaksi akuisisi senilai Rp72,8 miliar pada Januari 2024.
Hasil ekspansi dan diversifikasi
Seiring dengan ekspansi dan diversifikasi portofolio, BREN mencatatkan pendapatan US$594,9 juta pada 2023, naik 4,4 persen (YoY). Itu berkat peningkatan produksi listrik panas bumi sebesar 3,4 persen (YoY) dan kenaikan tarif Salak, Darajat, dan Wayang Windu.
Realisasi faktor kapasitas perseroan pun terjaga di atas 90 persen berkat kinerja operasional sepanjang tahun. "[Itu] memperkuat posisi panas bumi sebagai energi terbarukan dengan energi baseload yang bisa diandalkan," ujar Hendra.
Tak hanya itu, BREN pun meraih pertumbuhan EBITDA 6,1 persen (YoY) menjadi US$501,9 juta, rekore tertinggi perseroan. Alhasil, margin EBITDA pun naik 1 persen (YoY) menjadi 84 persen.
Laba bersih perseroan pun terkerek naik 17,9 persen (YoY) dari US$91,1 miliar menjadi US$107,4 miliar.