Jakarta, FORTUNE - PT IDX Solusi Teknologi Informasi (IDXSTI), meluncurkan layanan Reporthink.AI untuk menyusun laporan keberlanjutan (sustainability report) para emiten, Senin (18/11).
Reporthink.AI adalah layanan pertama untuk emiten dari IDXSTI, anak usaha PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (IDClear), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Dengan layanan itu, perusahaan terbuka bisa memanfaatkan AI dalam mengolah data-data relevan terkait laporan keberlanjutan.
CEO Reporthink.AI, Ilham Akbar mengatakan, layanan tersebut dapat meningkatkan efisiensi perusahaan terbuka dari sisi produktivitas dan biaya dalam mempersiapkan laporan berkelanjutan tahunan.
"Kalau untuk [penyusunan] laporan keberlanjutan ini bisa dibilang harganya di bawah standar pasar ya, yang dimulai dari Rp200 juta paling murah. Kami menawarkan itu di harga Rp40 juta," kata Ilham di acara peluncuran Reporthink.AI, Senin (18/11), di Bursa Efek Indonesia.
Dengan asumsi harga tersebut, maka biaya itu setara dengan satu banding lima. Selain dari segi biaya, Ilham pun menyebutkan itu akan berdampak terhadap efisiensi produktivitas karyawan yang umumnya berkurang karena ditunjuk sebagai penanggung jawab atau tim penyusunan laporan keberlanjutan.
Ilham berujar, "Jadi tim tetap bia produktif, mengerjakan tugasnya. Kurang lebih seperti itu."
Dari segi pengunggahan data, jika nantinya sistem mendeteksi ada yang belum lengkap, maka akan muncul notifikasi sehingga seluruh bagian laporan sesuai standar berdasarkan regulasi, yakni GRI Standards dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 16 Tahun 2021.
Tak hanya itu, Reporthinkg.AI juga menghadirkan inovasi lain seperti Multi Languange Support, Smart Document, hingga fitur Report by Voice. Fitur-fitur itu ditawarkan dengan harga tambahan.
"Kehadiran layanan ini kami harapkan dapat memberikan alternatif bagi emiten dalam memenuhi kewajiban mereka dengan lebih efisien," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Gilman Pradana Nugraha dalam kesempatan yang sama.
Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI, Sunandar berharap inovasi teknologi baru yang dikembangkan dari berbagai pihak untuk mendukung kebutuhan para pelaku di industri pasar modal.