Jakarta, FORTUNE - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memproyeksikan membagikan Dividen 2023 minimal Rp38,5 triliun. Dengan catatan, jika disetujui para pemangku kepentingan.
Direktur Utama BRI, Sunarso menjelaskan, perseroan akan berusaha menebar dividen minimal 70 persen dari laba bersih pada 2023. Bahkan 2024. "Mudah-mudahan dapat persetujuan dari semua pihak yang punya kewenangan untuk menetapkan ini," kata Sunarso dalam paparan publik BRI, Kamis (30/11).
Adapun, pada 2023 ini, BRI memproyeksikan laba bersih sebesar Rp55 triliun. Hingga September 2023, perseroan telah membukukan laba bersih senilai Rp44,2 triliun.
"Jadi masih ada sisa waktu 3 bulan jika dihitung. Mudah-mudahan minimal laba kami Rp55 triliun tercapai dan kemudian minimal 70 persennya bisa kami bagikan dalam bentuk dividen," jelas Sunarso.
Gagasan besaran dividen tersebut dilandasi oleh kebutuhan modal perseroan. Sunarso menjelaskan, hal itu demi menyeimbangkan keselamatan dan keuntungan.
"Karena jika dividen kami misalnya 50 persen dari laba, modal kian besar. Jika begitu, mau tak mau harus melakukan pertumbuhan anorganik mungkin," katanya lagi.
Untuk menjaga pertumbuhan tahunan, perseroan menyatakan dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 17,5 persen. Sementara saat ini, CAR BBRI berada di level 27,4 persen. Artinya, ada kelebihan modal sekitar 10 persen.
Sunarso menjelaskan, "Misalnya setahun untuk cover pertumbuhan itu, hanya butuh 2 persen saja kita mengkonsumsi kapital. Maka bisa saya sampaikan, hingga 5 tahun ke depan, berapapun laba BRI itu harus dibagi dalam bentuk dividen."
Bagaimana dengan peluang BRI membagikan dividen interim? Sunarso menjelaskan, bila mendapat lampu hijau dari pemangku kepentingan dalam RUPS, maka BBRI akan mengeksekusinya paling tidak dua kali.
"Kami sekarang sedang berupaya untuk mendapatkan persetujuan untuk membagi dividen interim [sehingga paling tidak dibayarkan sebelum dan setelah RUPS]," ujarnya.
Dividen BRI pada 2022
Pada 2022, BRI membukukan laba senilai Rp51,4 triliun, yang terbesar di industri perbankan. Dari situ, 85 persen laba dibagikan sebagai dividen atau senilai Rp43,6 triliun.
Secara detail, Rp23 triliun di antaranya masuk ke kas negara sebagai pemegang saham mayoritas. Ditambah dengan pajak senilai Rp12 triliun. "Jadi Rp35 triliun kami setor ke negara tahun lalu," kata Sunarso.
Sementara itu, untuk pemegang saham publik, BRI tahun lalu membagikan dividen berjumlah Rp20 triliun.