Jakarta, FORTUNE - Seiring dengan pertumbuhan pendapatan segmen jalan tol, bagaimana prospek bisnis PT Jasa Marga (Persero) Tbk ke depan?
Research Analyst at CLSA, Jonathan Mardjuki memproyeksikan pendapatan JSMR bertumbuh sekitar 10–15 persen pada 2024. "Kami melihat pertumbuhan signifikan yang konsisten dalam laporan keuangan dari segi pendapatan," katanya dalam Media Briefing 20th CITIC CLSA Asean Forum, dikutip Rabu (12/6).
Katalis besarnya datang dari divestasi PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT), yang mana di dalamnya terdapat 13 ruas tol, di antaranya: Jakarta–Cikampek, Palimanan–Kanci, Semarang–Solo, dan Surabaya–Mojokerto. Sebelumnya, Manajemen JSMR menargetkan rencana itu akan dilaksanakan pada akhir paruh I 2024.
Berdasarkan catatan CLSA, selama 10 tahun terakhir, JSMR telah membangun banyak ruas tol, seiring dengan penambahan 2.000 KM jalan tol sepanjang 2014–2023. Dari sekitar 3.000 KM tol yang sudah beroperasi selama periode itu, pangsa pasar Jasa Marga berjumlah lebih dari 1.200 km.
Kontribusi pendapatan segmen tol JSMR pun telah bertumbuh signifikan selama beberapa tahun terakhir. Ruas-ruas tol di wilayah Jakarta berkontribusi paling besar, diikuti oleh tol-tol di Pulau Jawa.
"Kontribusi bisnis jalan tol perseroan hanya 15 persen terhadap total pendapatan pada 2019, sebelum Covid-19, tapi sekarang persentasenya sudah mencapai 30 persen," ujar Jonathan.
Ke depan, ada lima proyek ekspansi besar dalam pipeline Jasa Marga yang menurut CLSA akan membantu mendorong pertumbuhan kinerja perseroan. Apa saja itu?
- Jalan tol Jakarta–Cikampek South (62 KM).
- Jalan tol Patimban (37 KM).
- Jalan tol Yogyakarta–Bawen (76 KM).
- Jalan tol Yogyakarta–Solo (96 KM).
- Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi (171 KM).
Untuk menyokong rencana ekspansi tersebut, Jonathan memproyeksikan Jasa Marga mengalokasikan belanja modal di rentang Rp8 triliun sampai dengan Rp10 triliun selama beberapa tahun ke depan. Dus, perseroan dapat membiayai para developper yang akan terlibat dalam proyek-proyek pembangunan tol itu.
Adapun, pada kuartal I 2024, JSMR membukukan pendapatan senilai Rp4,21 triliun, melonjak 24,35 persen (YoY) dari periode serupa pada 2023. Pendapatan tersebut diperoleh dari pendapatan tol (Rp3,92 triliun) dan pendapatan lain (Rp293,88 miliar).
Selain itu, JSMR juga mencetak laba bersih senilai Rp585,92 miliar pada triwulan I 2024, naik 14,43 persen (YoY) dari setahun sebelumnya.
Selain CLSA, ada Tim Riset BNI Sekuritas, yang memproyeksikan JSMR bisa membukukan kenaikan 7 persen (YoY) pada laba bersih 2024, seiring dengan proses pengalihan operasional komersial tiga ruas operasi barunya ke awal 2025. Itu mencakup: Japek II Selatan seksi III; Yogya-Bawen seksi I; dan Yogya-Solo seksi IA.
BNI Sekuritas sendiri menargetkan harga Rp6.400 per saham untuk JSMR pada 2024.