Kinerja Meleset dari Harapan, Saham McDonald's Tertekan

Pertumbuhan McDonald's di Timur Tengah terhambat.

Kinerja Meleset dari Harapan, Saham McDonald's Tertekan
Ilustrasi logo dari McDonald’s. (Dok.123rf)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Saham McDonald's Corp (NYSE: MCD) telah terkoreksi 3,73 persen ke harga US$285,97 pada akhir perdagangan Senin (5/2) waktu Amerika, karena Kinerja keuangan yang meleset dari ekspektasi. Salah satu dalihnya: buntut dari boikot akibat serangan Israel di Palestina.

McDonald's membukukan pendapatan senilai US$6,41 miliar di kuartal IV 2023. Capaian itu memang bertumbuh 7,5 persen dari US$5,92 miliar di periode serupa pada 2022. Namun, itu sedikit lebih rendah dari ekspektasi analis, yakni US$6,45 miliar.

Begitu pun laba bersih McDonald's pada periode serupa. Nilainya mencapai US$2 miliar pada kuartal IV 2023, naik dari US$1,9 miliar. Itu sama dengan US$2,80 per saham. Angka itu di bawah proyeksi analis FactSet, yaitu US$2,83 per saham, sebagaimana dilansir dari Forbes, Selasa (6/2).

Terkait dengan kinerja yang berada di bawah ekspektasi, McDonald's menyoroti dampak dari serangan Israel di Palestina. Hal itu menghambat pertumbuhannya di Timur Tengah, yang hanya sebesar 0,7 persen, jauh dari proyeksi analis yang mencapai 4,7 persen.

Selama perdagangan 2024, saham MCD sendiri sudah tertekan sebesar 3,73 persen dari harga US$297,04 pada 2 Januari 2024. Kapitalisasi McDonald's adalah US$207,43 miliar di akhir perdagangan Senin (5/2), berdasarkan data Google Finance. Rasio price to earning (P/E) MCD sendiri mencapai 25,20 kali.

Pada 2023, Forbes mencatat nama MCD dalam daftar perusahaan terbesar di dunia, tepatnya di posisi ke-217. Perusahaan melayani sekitar 65 juta pelanggan setiap 24 jam.

Secara global, McDonald's telah memiliki lebih dari 40.000 lokasi di lebih dari 100 negara. Yang mana, 95 persen di antaranya merupakan waralaba dan kepunyaan operator lokal.

CEO MCD, Chris Kempczinski sempat membahas hal itu dalam unggahan di LinkedIn-nya pada Januari 2024. "Saya pun menyadari beberapa pasar di Timur Tengah dan sejumlah pasar di luar kawasan terkena dampak bisnis yang signifikan akibat perang dan misinformasi terkait yang memengaruhi seperti McDonald's," tulisnya.

"Hal ini mengecewakan dan tak berdasar. Di setiap negara tempat kami beroperasi, termasuk negara muslim, kami dengan bangga diwakili oleh pemilik operator lokal," katanya dalam unggahan yang sama.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya