Laba Bersih HSBC Naik di Atas 2x Lipat, Mantap Bagi Dividen!

Target pertumbuhan HSBC Holdings pun ditingkatkan.

Laba Bersih HSBC Naik di Atas 2x Lipat, Mantap Bagi Dividen!
Gedung HSBC. (Unsplash/Joshua Lawrence)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - HSBC Holdings meningkatkan target pendapatan bunga neto (net interest income) menjadi lebih dari US$35 miliar, sekaligus menjaga pertumbuhan beban usaha sekitar 3 persen pada 2023.

Revisi target itu mempertimbangkan konsensus pasar terhadap suku bunga bank sentral global. Ditambah dengan laba bersih yang bertumbuh di atas dua kali lipat menjadi US$18,1 miliar selama paruh pertama 2023.

Selain itu, laba sebelum pajak perusahaan itu juga melesat 147 persen (YoY) menjadi US$21,7 miliar, dari US$8,78 miliar.

Secara bersamaan, pendapatan perusahaan juga meningkat menjadi US$36,9 miliar. Katalisnya adalah pendapatan bunga bersih yang meningkat secara global berkat kenaikan suku bunga. Itu juga dampak terkait rencana penjualan di Prancis dan akuisisi di Inggris.

"Pada basis mata uang konstan, pendapatan naik US$13,2 miliar menjadi US$36,9 miliar," kata HSBC Holdings dalam keterangan resminya, Selasa (1/8).

Dengan hasil kuat tersebut, Dewan Direksi HSBC Holdings pun menyetujui dividen interim kedua sebesar US$0,10 per saham. Perusahaan juga mengungkapkan pembelian kembali saham hingga US$2 miliar, yang diperkirakan akan segera dimulai dan rampung dalam tiga bulan.

Secara historis, HSBC Holdings telah membayar total dividen sebesar US$0,51 pada 2018 dan US$0,30 pada 2019. Sementara pada 2022, bank itu telah membagikan dua dividen interim dengan nilai masing-masing US$0,10 sehingga total dividen berjumlah US$0,20.

Efisiensi biaya berlanjut

ILUSTRASI HSBC (DOK.HSBC.COM)

Net interest margin (NIM) perusahaan di paruh pertama adalah 1,70 persen, naik 46 basis poin.

Di paruh pertama 2023, biaya yang dikeluarkan termasuk US$0,3 miliar yang berkaitan dengan sektor real estate komersial di Cina daratan dan biaya di commercial banking (CMB) di Inggris.

Di kuartal kedua 2023 sendiri, HSBC mengeluarkan biaya pesangon sebsar US$0,2 miliar dengan manfaat yang diprediksi akan terealisasi menjelang akhir tahun 2023 hingga 2024.

HSCB Holdings akan tetap fokus menjaga efisiensi biaya, dengan target pertumbuhan biaya operasional sekitar 3 persen pada tahun ini. Target itu juga tak termasuk dampak akuisisi terhadap SVB UK, serta investasi terkait secara global.

Related Topics

HSBC Holding

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya