Laba Bersih Japfa Melejit 123,5% di Q3, Saham Naik 9,9%

Penjualan Japfa juga bertumbuh di kuartal III 2024.

Laba Bersih Japfa Melejit 123,5% di Q3, Saham Naik 9,9%
ilustrasi produk Japfa (dok.japfa)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Laba bersih PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) naik 123,58% (YoY) menjadi Rp2,09 triliun pada Januari-September 2024.
  • Saham JPFA melonjak hampir 10% setelah data IDX Mobile menunjukkan kenaikan harga saham sebesar 9,91% hingga Selasa sore.
  • Penjualan bersih perseroan tumbuh 9,29% (YoY) dari Rp37,76 triliun menjadi Rp41,28 triliun, dengan penjualan lokal mencapai Rp40,60 triliun dan penjualan ekspor Rp673,89 miliar.

Jakarta, FORTUNE - Emiten perunggasan PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) membukukan lonjakan laba bersih selama periode 9 bulan awal 2024. Sahamnya pun melesat hampir 10 persen, Selasa (29/10).

Data IDX Mobile menunjukkan, saham JPFA naik 9,91 persen hingga Selasa sore, dari harga Rp1.665 pada penutupan perdagangan Senin (28/10). 

Volume transaksi atas saham JPFA berjumlah 77,5 juta saham, dengan nilai transaksi Rp139 miliar, dan frekuensi transaksi 17.000 kali.

Penguatan itu terjadi seiring dengan lonjakan laba bersih sebesar 123,58 persen (YoY) menjadi Rp2,09 triliun pada Januari–September 2024. Laba per saham dasar JPFA pun meroket 122,22 persen (YoY) menjadi Rp180, dari sebelumnya Rp81.

Kenaikan laba itu sejalan dengan penjualan bersih perseroan yang bertumbuh 9,29 persen (YoY) dari Rp37,76 triliun menjadi Rp41,28 triliun. Secara geografis, penjualan lokal berjumlah Rp40,60 triliun, sedangkan penjualan ekspor Rp673,89 miliar.

Berdasarkan segmen, kontributor utama penjualan JPFA adalah segmen peternakan komersial (Rp17,08 triliun) dan segmen pakan ternak (Rp11,04 triliun). Kedua segmen mencatatkan pertumbuhan masing-masing 8,88 persen (YoY) dan 9,89 persen (YoY).

Selain dua segmen unggulan tersebut, Japfa Comfeed pun mencetak penjualan dari segmen pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen (Rp6,39 triliun); budidaya perairan (Rp3,5 triliun); pembibitan unggas (Rp2,39 triliun); lalu perdagangan dan lain-lain (Rp1,54 trilliun). Kemudian, ada potongan penjualan sebesar Rp684,14 miliar.

Dengan pertumbuhan penjualan itu, beban pokok penjualan perseroan turut meningkat menjadi Rp33,33 triliun, dari sebelumnya Rp31,84 triliun pada 9 bulan pertama 2023.

Sentimen positif saham JPFA

Samuel Sekuritas mengatakan, saham-saham emiten perunggasan seperti JPFA akan beroleh sentimen positif dari kebijakan pemerintah ke depan. "Karena ada dukungan kebijakan pemerintah yang menguntungkan, termasuk program makan siang gratis," demikian menurut Tim Riset Samuel Sekuritas dalam risetnya.

Akan tetapi, ada faktor risiko berupa fenomena La Nina, yang dapat berdampak terhadap harga bahan baku para emiten unggas. Ditambah dengan dimulainya musim hujan.

Samuel Sekuritas menetapkan target harga Rp1.900 atas saham JPFA. 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024