Jakarta, FORTUNE - Emiten perunggasan PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) membukukan lonjakan laba bersih selama periode 9 bulan awal 2024. Sahamnya pun melesat hampir 10 persen, Selasa (29/10).
Data IDX Mobile menunjukkan, saham JPFA naik 9,91 persen hingga Selasa sore, dari harga Rp1.665 pada penutupan perdagangan Senin (28/10).
Volume transaksi atas saham JPFA berjumlah 77,5 juta saham, dengan nilai transaksi Rp139 miliar, dan frekuensi transaksi 17.000 kali.
Penguatan itu terjadi seiring dengan lonjakan laba bersih sebesar 123,58 persen (YoY) menjadi Rp2,09 triliun pada Januari–September 2024. Laba per saham dasar JPFA pun meroket 122,22 persen (YoY) menjadi Rp180, dari sebelumnya Rp81.
Kenaikan laba itu sejalan dengan penjualan bersih perseroan yang bertumbuh 9,29 persen (YoY) dari Rp37,76 triliun menjadi Rp41,28 triliun. Secara geografis, penjualan lokal berjumlah Rp40,60 triliun, sedangkan penjualan ekspor Rp673,89 miliar.
Berdasarkan segmen, kontributor utama penjualan JPFA adalah segmen peternakan komersial (Rp17,08 triliun) dan segmen pakan ternak (Rp11,04 triliun). Kedua segmen mencatatkan pertumbuhan masing-masing 8,88 persen (YoY) dan 9,89 persen (YoY).
Selain dua segmen unggulan tersebut, Japfa Comfeed pun mencetak penjualan dari segmen pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen (Rp6,39 triliun); budidaya perairan (Rp3,5 triliun); pembibitan unggas (Rp2,39 triliun); lalu perdagangan dan lain-lain (Rp1,54 trilliun). Kemudian, ada potongan penjualan sebesar Rp684,14 miliar.
Dengan pertumbuhan penjualan itu, beban pokok penjualan perseroan turut meningkat menjadi Rp33,33 triliun, dari sebelumnya Rp31,84 triliun pada 9 bulan pertama 2023.
Sentimen positif saham JPFA
Samuel Sekuritas mengatakan, saham-saham emiten perunggasan seperti JPFA akan beroleh sentimen positif dari kebijakan pemerintah ke depan. "Karena ada dukungan kebijakan pemerintah yang menguntungkan, termasuk program makan siang gratis," demikian menurut Tim Riset Samuel Sekuritas dalam risetnya.
Akan tetapi, ada faktor risiko berupa fenomena La Nina, yang dapat berdampak terhadap harga bahan baku para emiten unggas. Ditambah dengan dimulainya musim hujan.
Samuel Sekuritas menetapkan target harga Rp1.900 atas saham JPFA.