Pendapatan Naik, Laba Induk Anteraja Melejit 79,8% di Q3

Laba bersih induk usaha Anteraja mencapai Rp212 miliar di Q3

Pendapatan Naik, Laba Induk Anteraja Melejit 79,8% di Q3
Anteraja, salah satu lini bisnis PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Labap bersih PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) naik 79,83% YoY menjadi Rp212,68 miliar dalam 9 bulan pertama 2024.
  • Pendapatan ASSA tumbuh 5,2% YoY menjadi Rp3,64 triliun, didorong oleh kinerja positif di setiap pilar bisnisnya.
  • Perusahaan berencana mengembangkan bisnis penyewaan kendaraan melalui ASSA Rent dan memperluas portofolio CargoShare guna menjangkau lebih banyak klien B2B.

Jakarta, FORTUNE - Induk usaha Anteraja, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) meraih laba bersih senilai Rp212,68 miliar pada 9 bulan awal 2024, melejit 79,83 persen (YoY) dari Rp118,27 miliar.

Laba per saham dasar dari laba bersih ASSA pun melonjak 75,78 persen (YoY) dari Rp32,78 menjadi Rp57,62. 

Perolehan laba bersih dan laba per saham dasar itu dibarengi dengan pendapatan yang bertumbuh 5,2 persen (YoY) dari Rp3,46 triliun menjadi Rp3,64 triliun. Itu berkat pertumbuhan positif setiap pilar bisnis ASSA.

Bisnis penyewaan kendaraan, autopool dan driver melalui ASSA Rent membukukan pendapatan  Rp1,41 triliun, naik 2,3 persen (YoY) dan menyumbang pendapatan terbesar di kuartal ini sebesar 39 persen.

Penjualan mobil bekas dan lelang memperoleh pendapatan Rp847,6 miliar, naik 9,6 persen (YoY). Lebih lanjut, bisnis logistik, termasuk pengiriman ekspres, membukukan pendapatan Rp1,37 Triliun atau naik 5,1 persen (YoY).

"Kinerja yang positif ini bisa diraih berkat sinergi antar pilar bisnis kami, mulai dari bisnis penjualan dan lelang mobil mobil bekas, rental, hingga logistik," ujar Presiden Direktur Adi Sarana Armada, Prodjo Sunarjanto dalam keterangan resmi, dikutp Rabu (30/10).

Ke depan, ASSA akan mengembangkan ASSA Rent. Perseroan pun berencana memperluas portofolio CargoShare guna menjangkau lebih banyak klien B2B, juga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja pada bisnis pengiriman ekspres.

"Dan tentu saja, kami juga akan terus memperkuat ekosistem bisnis kendaraan bekas baik melalui JBA, Caroline.id, maupun MotoGadai," kata Prodjo.

Adapun, sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, ASSA berhasil menekan beban pokok pendapatannya hingga 2,11 persen (YoY) dari Rp2,62 triliun menjadi Rp2,56 triliun. 

Dari segi neraca, total aset ASSA mencapai Rp7,60 triliun pada akhir September 2024, dari Rp7,34 triliun pada akhir 2023. Liabilitasnya pun meningkat dari Rp4,73 triliun  menjadi Rp4,80 triliun pada periode yang sama. Demikian pula dengan ekuitas ASSA yang berjumlah Rp2,80 triliun; bertumbuh dari Rp2,60 triliun. 

Pada Rabu pukul 14.01 WIB, saham ASSA bergerak stagnan di harga Rp775 dari harga penutupan Selasa (29/30).

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

Most Popular

Sritex Punya Setumpuk Utang Perbankan, Ini Perinciannya
Penjelasan Skema Bailout untuk Selamatkan Sritex dari Pailit
Prajogo Pangestu hingga Aguan Disebut Siap Dukung Program 3 Juta Rumah
Tom Lembong Jadi Tersangka Korupsi Impor Gula, Begini Perkaranya
Dikunjungi Wamenaker, Bos Sritex: Tak Ada Niat Menutup Pabrik
Nvidia Geser Apple Jadi Perusahaan Paling Berharga Dunia