Jakarta, FORTUNE - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) meraih pertumbuhan penjualan selama paruh pertama 2024. Namun, laba bersihnya terkoreksi.
Antam mencetak penjualan sebesar Rp23,18 triliun pada enam bulan pertama 2024, naik 7,05 persen (YoY) dari Rp21,66 triliun pada periode serupa di 2023.
Itu didukung oleh penjualan produk yang meliputi emas (Rp18,82 triliun), bijih nikel (Rp1,9 triliun), feronikel (Rp1,52 triliun), alumina (Rp724,94 miliar), dan perak (Rp34,80 miliar). Sementara itu, penjualan jasa berupa pemurnian logam mulia dan jasa lainnya hanya mencapai Rp98,18 miliar.
Kontribusi dominan berasal dari penjualan bersih domestik yang mencapai Rp21,12 triliun (91 persen) dari total penjualan bersih ANTAM periode semester pertama 2024. Hal tersebut sejalan dengan strategi perseroan untuk memperkuat basis pelanggan domestik agar dapat memberikan fondasi lebih solid untuk pertumbuhan jangka panjang dan ketahanan bisnis di tengah tantangan geopolitik dan ekonomi global.
Seiring dengan pertumbuhan penjualan, beban pokok penjualan perseroan pun melonjak 21,61 persen (YoY) dari Rp17,42 triliun menjadi Rp21,18 triliun.
Akibatnya, laba kotor Antam tertekan 52,75 persen (YoY) menjadi Rp2 triliun, dari sebelumnya Rp4,24 triliun. Laba bersih perseroan pun terkoreksi 17,95 persen (YoY) dari Rp1,89 triliun menjadi Rp1,55 triliun.
Sontak, laba bersih per saham dasar ANTM pun menurun dari Rp78,64 menjadi Rp64,52.
Kinerja operasional
ANTAM menguatkan posisinya di pasar domestik melalui produk segmen emas yang berkontribusi sebesar 81 persen terhadap total penjualan, meningkat 42 persen (YoY).
Dari segi operasional, ANTAM mencatatkan total volume produksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 439 kg (14.114 troy oz.). Dari situ, perseroan mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 18 persen (YoY) mencapai 15.969 kg (513.415 troy oz.) jika dibandingkan capaian penjualan pada semester pertama 2023, yakni 13.508 kg (434.292 troy oz.).
Lebih lanjut, kontribusi penjualan segmen nikel (produk feronikel dan bijih nikel) pada paruh I 2024 mencapai 15 persen terhadap total penjualan. Kinerja penjualan itu dipengaruhi secara substansial oleh tantangan perizinan yang terjadi di awal 2024 sehingga berdampak pada penjualan.
Sepanjang enam bulan pertama 2024, volume produksi feronikel ANTAM mencapai 10.169 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan capaian volume penjualan produk feronikel sepanjang 1H24 mencapai 6.778 TNi. Sementara itu untuk produk bijih nikel, volume produksi bijih nikel konsolidasian ANTAM mencapai 4,19 juta wet metric ton (wmt), dengan capaian volume penjualan bijih nikel konsolidasian ANTAM pada paruh I 2024 tercatat sebesar 3,36 juta wmt.
Sementara itu, penjualan Segmen Bauksit dan Alumina menyumbang 3% terhadap total penjualan ANTAM, dengan volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (“CGA”) sebesar 543 ribu wmt.
Sejalan dengan telah diperolehnya perizinan pada Maret 2024, penjualan bauksit ANTAM pada sepanjang semester I diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan produksi CGA yang dioperasikan oleh Entitas Anak Perusahaan yaitu PT Indonesia Chemical Alumina.
Berapa volume produksi produk alumina ANTM? 62.736 ton alumina. Volume penjualan produk itu sendiri mencapai 88.441 ton alumina, meningkat 23 persen (YoY) dari 72.107 ton alumina.