Jakarta, FORTUNE - Samuel Sekuritas memproyeksikan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan mencetak laba bersih senilai Rp65,4 triliun hingga akhir 2023.
Berdasarkan data dari Tim Riset Samuel Sekuritas, Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman, proyeksi pertumbuhan laba bersih 2023 BBRI merupakan yang tertinggi di antara para bank besar lainnya
Berikut ini perincian proyeksi laba bersih bank lainnya di pasar saham:
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Rp53,8 triliun.
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI): Rp57,1 triliun.
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI): Rp23,9 triliun.
- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN): Rp3,5 triliun.
Sebelumnya, Direktur Utama BRI, Sunarso secara optimistis memperkirakan laba bersih Bank Rakyat Indonesia pada 2023 ini paling tidak bisa mencapai Rp55 triliun. Sebab, selama 9 bulan pertama 2023, perseroan telah berhasil mencetak laba sebesar Rp44 triliun.
Angka tersebut setara 80 persen dari estimasi laba minimal yang Sunarso sebutkan, serta 67,27 persen dari proyeksi laba oleh Samuel Sekuritas.
"Mudah-mudahan, minimal, laba kami di Rp55 triliun tercapai di tahun ini," katanya dalam Konferensi Pers Paparan Publik, dikutip Selasa (5/12).
Secara mendetail, BRI juga membidik kenaikan kredit di rentang 10-12 persen pada 2023. Selama 9 bulan pertama tahun ini, pertumbuhannya sudah melampaui target itu, yakni 12,53 persen (YoY) menjadi Rp1.250,72 triliun.
Pada penyaluran kredit UMKM, pertumbuhannya mencapai 11,01 persen (YoY), dari Rp935,86 triliun menjadi Rp1.038,90 triliun. "Porsi kredit UMKM BRI mencapai 83,06 persen dari total kredit BRI," imbuh Sunarso.
Sejalan dengan itu, kualitas kredit atau NPL (non performing loan) BRI berada di level 3,07 persen per akhir September 2023. Angka itu lebih rendah sedikit daripada periode serupa pada 2022, yakni 3,09 persen.
Strategi untuk capai target
BRI telah menyiapkan pencadangan dengan NPL Coverage 228,65 persen, sebagai salah satu langkah dari strategi soft landing-nya.
Lebih lanjut, perseroan pun menggenjot kenaikan porsi dana murah. Ditambah dengan digitalisasi di bagian operasional demi meningkatkan rasio efisiensi. Bagaimana hasilnya? Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Cost to Income Ratio (CIR) perseroan tercatat lebih baik.
"Rasio BOPO membaik dari 68,36 persen jadi 68,07 persen dan CIR membaik dari 42,55 persen jadi 41,28 persen," jelas Sunarso.
BRI berkonsentrasi pada dua hal demi meraih pertumbuhan berkelanjutan, yakni:
- Mendorong nasabah existing naik kelas melalui program pemberdayaan dan pendampingan.
- Mendiversifikasi sumber pertumbuhan dengan membidik segmen ultra mikro dan menggandeng Permodalan Nasional Madani (PNM) serta Pegadaian.
Dengan strategi tersebut, Tim Riset Samuel Sekuritas memproyeksikan laba bersih BBRI pada 2024 dapat mencapai Rp73,1 triliun, mengungguli kompetitor besar lainnya, dengan ekspektasi laba bersih sebesar:
- BBCA: Rp59,3 triliun.
- BMRI: Rp62,9 triliun.
- BBNI: Rp26,3 triliun.
- BBTN: Rp3,9 triliun.