QnA - Dirut ITMG: Responsible Transition dan Diversifikasi

Bagaimana ITMG akan mewujudkan responsible transition?

QnA - Dirut ITMG: Responsible Transition dan Diversifikasi
Ilustrasi batu bara ITMG. (Website ITMG)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • ITMG fokus transisi bisnis bertanggung jawab, diversifikasi ke tenaga surya, hidro, dan gasifikasi batubara.
  • Implementasi tenaga surya dipilih karena paparan sinar matahari yang konsisten di Indonesia, capai kapasitas 34,5 MWp.
  • Akuisisi Suryanesia untuk ekspansi energi hijau, konsep Responsible Transition untuk meyakinkan stakeholder.

Jakarta, FORTUNE - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) bertekad fokus pada transisi bisnis secara bertanggung jawab dalam jangka panjang. Salah satu langkahnya, dengan melakukan diversifikasi.

Direktur Utama ITMG, Mulianto mengatakan, perseroan paham betul bahwa batu bara adalah sumber daya alam yang masih dibutuhkan masyarakat. Di sisi lain, itu juga berdampak signifikan terhadap perubahan iklim.

Dus, ITMG pun akan mengimplementasikan dua pendekatan guna mencapai transisi bertanggung jawab, yakni core mining dan greener business transformation.

Dari sisi diversifikasi, ITMG sudah mulai masuk ke bisnis tenaga surya pada 2023. Fortune Indonesia pun telah mengajukan sejumlah pertanyaan terkait langkah tersebut beserta strategi diversifikasi ITMG kepada Mulianto. Berikut ini rangkumannya.

  • Fortune Indonesia: Rencana diversifikasi ITM di segmen EBT mencakup tenaga surya, hidro, gasifikasi batubara bawah tanah, dan solusi berbasis alam. Per akhir 2023, ITM sudah realisasikan EBT tenaga surya. Mengapa memutuskan masuk ke tenaga surya lebih dulu? Lalu, bagaimana dengan perkembangan rencana diversifikasi lainnya? 

Mulianto:

Dari berbagai pilihan energi terbarukan, ITM memilih untuk masuk ke tenaga surya terlebih dahulu dikarenakan berbagai alasan. Dari segi geografis, Indonesia, sebagai negara tropis, memiliki paparan sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun, dengan rata-rata sekitar 4,8 hingga 5,4 kWh/m² per hari. Dengan ketersediaan lahan di berbagai tempat termasuk pada atap rumah, instalasi panel surya dapat dilakukan serta memiliki akses yang relatif mudah. Kondisi ini menjadikan energi surya sebagai sumber energi terbarukan yang paling efisien dan potensial di Indonesia, sesuai dengan roadmap energi terbarukan yang ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu, produk-produk energi berbasis surya tersedia mulai dari kapasitas yang lebih rendah, memungkinkan tingkat investasi modal (capex) disesuaikan dengan kapasitas yang akan dipasang.

Hingga paruh pertama 2024, komitmen kapasitas dari produk berbasis surya ITM mencapai 34,5 MWp. Diversifikasi bisnis menjadi lebih hijau ini sejalan dengan strategi dekarbonisasi perusahaan yaitu pengurangan emisi, carbon removal, dan bisnis yang lebih hijau. Tidak hanya itu, dengan pemasangan pembangkit listrik solar hybrid pada operasional ITM, di mana saat ini telah mencapai 5MWp, menunjukkan komitmen ITM untuk mengurangi emisi melalui substitusi energi terbarukan.

Secara historis, perusahaan induk kami, Banpu, juga merupakan salah satu pelaku industri di bidang energi terbarukan berbasis surya. Hal tersebut memberikan keuntungan bagi anak-anak usaha, termasuk ITM, untuk dapat menyerap praktik-praktik terbaik dari pengembangan bisnis di lini ini. Dengan pendekatan yang terstruktur dan komitmen pada prinsip-prinsip keberlanjutan, perusahaan siap memanfaatkan peluang di segmen EBT dan memastikan bisnis tetap kompetitif dan relevan dalam memenuhi tuntutan global akan energi yang lebih bersih.

ITM terus melanjutkan diversifikasi bisnisnya sesuai dengan apa yang disebut dengan "ITM Way Forward." Di sektor mineral strategis, ITM akan fokus pada investasi potensial di sumber daya mineral clean-tech seperti nikel yang akan mendukung kebutuhan masa depan.

Selain itu, perusahaan juga mengeksplorasi energi terbarukan lainnya seperti hydro dan peluang downstreaming, serta solusi berbasis alam (nature-based solutions) yang mencakup potensi perdagangan karbon yang akan dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah ke depannya pada industri karbon. Dengan strategi ini, ITM berupaya memperluas portofolio bisnisnya untuk mencapai keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang.

  • Fortune Indonesia: Bagaimana kisah di balik akuisisi Suryanesia di 2023? Sudah dimulai sejak kapan prosesnya? Sekarang, berapa kapasitas energi hijau ITM?

Mulianto:

ITM mengakuisisi 65 persen saham Suryanesia, perusahaan solar-as-service pada kuartal III 2023 lalu sebagai upaya transformasi ITM menjadi Perusahaan energi yang lebih hijau dan lebih pintar. Dengan akuisisi ini, Perusahaan berharap dapat lebih memperluas kapasitas energi terbarukan dengan menyediakan panel surya atap yang berkualitas dan dapat diterima oleh pasar, menjangkau pelanggan yang lebih luas, dan memastikan ITM lebih kuat untuk hadir di pasar panel surya.

  • Fortune Indonesia: Bagaimana cara ITM meyakinkan seluruh stakeholder soal rencana diversifikasi ITM dalam jangka panjang? 

Mulianto:

Untuk meyakinkan seluruh stakeholders tentang rencana diversifikasi ITM dalam jangka panjang, ITM mengadopsi konsep Responsible Transition. Konsep ini menekankan pada dua aspek utama, yaitu menjadi perusahaan yang baik dan bertanggung jawab dalam menjalankan bisnis yang ada serta melakukan transformasi yang lebih hijau dan pintar (greener, smarter).

Artinya kami akan memanfaatkan aset dan sumber daya yang ada untuk mencapai kinerja keuangan yang baik sambil memastikan operasi dilakukan secara bertanggung jawab; melakukan transformasi yang lebih hijau dan pintar artinya kami akan melakukan diversifikasi bisnis sambil memastikan ketahanan finansial untuk membangun portofolio yang lebih hijau dan lebih cerdas yang menciptakan nilai. Transisi ini kami lakukan sejalan dengan visi dan misi perusahaan untuk senantiasa memberikan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan.

Sebagai ilustrasi, dalam penerapan Responsible Transition, perusahaan berkomitmen untuk memenuhi harapan enam stakeholder utama: pelanggan, pemegang saham, karyawan, masyarakat, pemerintah, dan dunia. Untuk pelanggan, ITM mempertahankan kemitraan dalam menyediakan sumber energi yang andal. Pemegang saham akan senantiasa diberikan nilai melalui komitmen distribusi dividen yang konsisten. Bagi karyawan, ITM memelihara hubungan kerja yang adil selama masa transisi. Kepada masyarakat, ITM mempromosikan pengembangan ekonomi dan sosial yang setara. Pemerintah didukung dalam pencapaian target NZE (Net Zero Emissions) dan kontribusi ekonomi ITM terhadap negara.

Di tingkat global, ITM bekerja sama guna mencapai target iklim dan mempromosikan keberlanjutan global, salah satunya ITM diundang untuk menjadi pembicara di Paviliun Indonesia, salah satu rangkaian aktivitas dalam COP27. Pendekatan ini memastikan bahwa diversifikasi ITM tidak hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek tetapi juga pada keberlanjutan jangka panjang yang memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan, dan diharapkan dapat meyakinkan seluruh stakeholders terhadap rencana bisnis dan kegiatan operasional ITM.

  • Fortune Indonesia: Bisnis pertambangan juga terkadang disorot mengenai aspek ESG. Bagaimana cara perseroan menjalankan bisnis untuk tetap berkelanjutan sekaligus mampu mengelola dampak lingkungan dari operasional?

Mulianto:

Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ESG ke dalam bisnisnya, ITM bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sambil tetap mempertahankan operasi yang efisien dan bertanggung jawab.

Sebagai informasi, ITM telah menjalankan berbagai inisiatif beyond mining di bidang lingkungan dengan membangun fasilitas Persemaian Mentawir di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur. Persemaian ini mampu menghasilkan sekitar 15 juta bibit setiap tahunnya. 

ITM bersama anak-anak usahanya juga menjadi perusahaan yang telah menyelesaikan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) pada area seluas 24.407 hektar, terluas di antara perusahaan pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Terbaru, ITM diberikan kepercayaan untuk melakukan rehabilitasi DAS di kawasan Ibu Kota Nusantara seluas 1.300 hektar yang akan dikerjakan oleh anak usaha ITM yaitu GPK dan TIS.

  • Fortune Indonesia: Apa visi dan target ITM dalam jangka waktu 5–10 tahun ke depan?

Mulianto:

ITM berkomitmen menjalankan transformasi menjadi perusahaan energi yang lebih hijau dan lebih pintar.  Lebih hijau, artinya selain menjalankan bisnis inti di bidang pertambangan batubara, ITM juga menjalankan transformasi dengan menyediakan energi berbasis sumber-sumber terbarukan sebagai komitmen dalam mendukung dekarbonisasi. 

Transformasi menjadi perusahaan energi yang lebih pintar artinya terus berinovasi di bidang teknologi guna memastikan aktivitas operasional yang lebih efektif, efisien, dan data-driven, misalnya dengan memanfaatkan kecerdasan buatan dan Internet of Things (IoT).

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

Kurs Rupiah terhadap Dolar Hari Ini, 7 Oktober 2024: Melemah 0,92%
Riset: Gaji Pekerja Startup di Indonesia Menurun Tajam Sepanjang 2023
Jokowi: Deflasi dan Inflasi Harus Tetap Seimbang dan Terkendali
OJK Ungkap 5 Modus Kejahatan yang Bisa Kuras Isi Saldo M-Banking
5 Provinsi Pengguna Judol Terbanyak di Indonesia, Mana Saja?
Saham Teraktif Pagi Ini, 07 Oct 2024