Jakarta, FORTUNE - Eksportir sarang burung walet, PT Esta Indonesia Tbk (NEST), akan memperkuat langkah ekspansi dan meningkatkan ekspor berbekal dana IPO.
Pada Kamis (8/8), NEST resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sahamnya melejit 30 persen saat pembukaan. Dikutip dari IDX Mobile, NEST bahkan sempat meroket ke harga Rp270 per saham, dari harga penawaran final Rp200 per saham.
Dengan demikian, NEST menghimpun dana IPO sejumlah Rp164,50 miliar. Menurut Direktur Utama NES, Hoo Anton Siswanto, perseroan akan menggunakan dana sebagai belanja modal untuk kebutuhan ekspansi.
"Beberapa langkah yang akan kami lakukan adalah menambah kepemilikan rumah burung walet, memperbesar kapasitas produksi, ekspansi jaringan distribusi dan pemasaran baik di Tiongkok maupun negara tujuan lainnya, serta pengembangan produk baru,” jelasnya.
Adapun, berikut ini rencana penggunaan dana IPO NEST:
- 6,47 persen untuk belanja modal berupa pembelian 6 rumah burung walet yang berlokasi di Poso, Sulawesi Tengah.
- 18,67 persen untuk penyetoran modal kepada entitas anak, PT Tunas Esta Insonesia (PT TEI), yang akan dimanfaatkan sebagai belanja modal berupa pembelian 6 bidang tanah dan bangunan. Nantinya, ini akan digunakan sebagai kantor operasional PT TEI sekaligus pabrik berkapasitas 35 ton per tahun.
"Sisa akan digunakan untuk modal kerja guna mendukung pertumbuhan perseroan, di antaranya untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembelian alat dan bahan pendukung operasional, serta membiayai kegiatan operasional," jelas Hoo Anton Siswanto.
Adapun, NEST menawarkan maksimal 822,50 juta saham kepada publik atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Perseroan menunjuk PT KGI Sekuritas Indonesia selaku penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek perseroan.
Peluang ekspor burung walet NEST
Secara general, Indonesia sebagai bahan baku, menguasai lebih dari 75 persen produksi sarang burung walet dunia. Sementara itu, Cina adalah konsumen terbesar di dunia, yang mana sekitar 80 persen produksi dunia diserap oleh Cina.
Saat ini, NEST merupakan salah satu eksportir terbesar yang mengekspor sarang burung walet secara langsung ke Cina. "Selain itu, kami juga melakukan ekspor ke Hong Kong, Singapura, Jepang, Australia, dan Amerika Serikat," kata Hoo Anton Siswanto.
Tren ekspor Indonesia ke Cina meningkat dari 126.891 kilogram (2019) menjadi 408.311 kilogram (2023). Cina pun menjadi target
pasar ekspor sarang burung walet dunia, selain permintaan yang besar, harga yang ditawarkan juga jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara tujuan ekspor lainnya.
Perseroan memiliki hubungan baik dengan pelanggan-pelanggan di Tiongkok, salah satunya Xiamen Yan Palace Bird's Nest Industry Co., Ltd (Yan Palace). Yan Palace adalah emiten yang menjadi market leader dan importir terbesar produk sarang burung walet di Cina, yang juga pelanggan utama Perseroan.