Rencana Rights Issue NCKL: 3 Investor Selesai Due Diligence

Ada tiga nama yang disebut akan jadi standby buyer NCKL.

Rencana Rights Issue NCKL: 3 Investor Selesai Due Diligence
Public expose PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), Kamis (27/6).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) memiliki tiga investor institusi besar sebagai standby buyer
  • Investor sedang merampungkan proses due diligence dan NCKL akan melakukan rights issue minimal 10% hingga maksimal 30% dari modal ditempatkan
  • Dana yang dihimpun dari rights issue akan digunakan untuk menambah kapasitas produksi nikel dan mencari tambang baru di area operasionalnya

Jakarta, FORTUNE - Bagaimana perkembangan aksi rights issue PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) yang kabarnya sudah memiliki tiga investor institusi besar sebagai standby buyer?

Menurut Direktur Utama Trimegah Bangun Persada/Harita Nickel, Roy Arman Arfandy, saat ini ketiga investor itu sudah merampungkan proses due diligence. "Saat ini kami sedang [memproses] tahap mengenai kondisi dan permintaan investor apabila ingin masuk sebagai pemegang saham NCKL," kata Roy saat sesi Paparan Publik Harita Nickel di Jakarta Selatan, Kamis (27/6).

Beberapa bulan lalu, Bloomberg melaporkan dua nama investor institusi global yang berpotensi berperan sebagai standby buyer dalam aksi rights issue NCKL, yakni Glencore Plc asal Inggris dan Itochu Corp asal Jepang. Kemudian, satu calon investor lainnya adalah entitas usaha Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR).

Adapun, berdasarkan hasil RUPSLB pada Maret 2024, NCKL sepakat untuk menggelar rights issue guna mempersolid pertumbuhan dan ekspansi usaha berkelanjutan perseroan.

Berapa jumlah saham yang akan diterbitkan? Minimal 10 persen hingga maksimal 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor saat ini. Aksi penambahan modal itu akan digelar maksimal 12 bulan setelah mendapatkan persetujuan dalam RUPSLB.

Nantinya, dana yang dihimpun dari rights issue tersebut akan NCKL gunakan untuk menambah kapasitas produksi, sekaligus memperpanjang daya pasok operasional Nikel. Menurut Roy, NCKL ingin smelter mereka bisa beroperasi setidaknya dalam jangka 30–50 tahun ke depan, sehingga membutuhkan banyak pasokan nikel.

Adapun, saat ini perseroan memiliki cadangan sekitar 302 juta ton pada 2024. Ke depan, perseroan pun akan mencari tambang-tambang baru di area operasionalnya (Pulau Obi, Maluku Utara) untuk diakuisisi, serta meningkatkan IUP (Izin Usaha Pertambangan) di wilayah tersebut.

Roy mengatakan belum ada nama spesifik yang dibidik dalam rencana akuisisi tambang perseroan. Namun, untuk sekarang, NCKL tengah mengeksplorasi tiga tambang nikel, yakni PT JMP, PT OAM, dan PT GTS.

"Salah satu tujuan penggunaan dana rights issue itu, juga untuk meningkatkan kepemilikan di beberapa perusahaan smelter lain yang ada saat ini," kata Roy lagi.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil