Jakarta, FORTUNE - Rugi bersih PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membaik 55 persen (YoY) menjadi Rp4,31 triliun pada 9 bulan awal 2024. Itu disertai dengan pertumbuhan pendapatan dan efisiensi biaya.
Dikutip dari laporan keuangan kuartal III 2024, itu didukung oleh perbaikan rugi usaha sebesar 77 persen (YoY) menjadi Rp2,05 triliun.
Pendapatan bersih GOTO bertumbuh 11 persen (YoY) menjadi Rp11,6 triliun pada Januari–September 2024. Bersamaan dengan itu, beban perseroan berhasil ditekan sebesar 29 persen (YoY) menjadi Rp13,7 triliun.
Secara year to date, EBITDA yang disesuaikan GOTO membaik 98 persen (YoY) dari minus Rp3,7 triliun menjadi minus Rp72 miliar. Ini semakin mendekati target perseroan untuk mencapai titik impas (breakeven) EBITDA yang disesuaikan pada 2024 ini.
“Strategi kami berhasil karena setiap bagian ekosistem dapat memberikan nilai tambah kepada unit bisnis lainnya, sebuah model yang semakin membuahkan hasil seiring dengan upaya kami secara agresif mendapatkan pengguna baru dan meningkatkan profitabilitas di seluruh bisnis kami yang berkembang pesat,” jelas Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo, Rabu (30/10).
Adapun, kinerja GOTO itu ditopang oleh pertumbuhan pengguna bulanan (monthly transacting users/MTU) sebesar 21 persen (YoY) di seluruh ekosistem GoTo.
Mendekati titik impas EBITDA yang disesuaikan di 2024
EBITDA yang disesuaikan GOTO pun sudah positif pada kuartal III 2024, yakni sebesar Rp137 miliar, berbalik dari EBITDA yang disesuaikan negatif pada kuartal III 2023, yakni minus Rp942 miliar.
Katalis utamanya adalah segmen on-demand services yang mencetak EBITDA yang disesuaikan positif Rp156 miliar pada kuartal III 2024, dari negatif Rp48 miliar pada periode serupa di 2023.
Sementara itu, EBITDA yang disesuaikan lengan keuangan GoTo, Goto Financial berjumlah minus Rp65 miliar pada kuartal III 2024, membaik 83 persen (YoY) dari minus Rp388 miliar pada kuartal III 2023. Itu menunjukkan perkembangan signifikan pada bisnis keuangan GoTo.
“Kami berada di jalur yang tepat untuk mencapai target EBITDA Grup yang disesuaikan impas untuk keseluruhan tahun,” kata Direktur Keuangan Grup GoTo, Simon Ho.
Beban kas rutin tetap grup menurun sebesar 3 persen (YoY) dan biaya kas perusahaan yang dilaporkan juga menurun sebesar 37 persen (YoY). GoTo juga mempertahankan posisi kas dan neraca yang solid. Per 30 September 2024, perseroan memiliki Rp21 triliun, atau US$1,39 miliar, dalam bentuk kas, setara kas, dan deposito jangka pendek.