Jakarta, FORTUNE - Saham PT Indosat Tbk (ISAT) telah menguat 25,87 persen ke harga Rp11.775 sepanjang perdagangan 2024. Bagaimana prospek saham dan bisnisnya hingga akhir tahun?
Menurut Tim Riset CGS-CIMB Sekuritas, Bob Setiadi dan Rut Yesika Simak, sejak ISAT merilis laporan keuangan tahunan pada 7 Februari 2024, harga sahamnya naik sekitar 20 persen. Sebab, pertumbuhan pendapatan ISAT melampaui ekspektasi.
Itu berkat langkah ISAT memonetisasi perluasan jaringannya ke daerah pedesaan. Pada 2023, perseroan mendorong pertumbuhan dengan membuka 400 toko luring, khususnya di kota-kota satelit tingkat 2 dan tiga.
Langkah itu tak lepas dari peluang pertumbuhan konsumsi data di Asia Tenggara hingga 2030. AT Kearney memproyeksikan tingkat konsumsi data Asia Tenggara mencapai 54 GB per bulan pada 2028 dan 90 GB per bulan pada 2030.
Hal itu akan jadi sentimen positif bagi Emiten Telekomunikasi seperti Indosat. Apalagi dengan kian naiknya adopsi teknologi teranyar seperti kecerdasan buatan dan komputasi awan. Juga persaingan harga di industri yang dinilai kian membaik.
CGS-CIMB Sekuritas memperkirakan pemulihan harga data ISAT akan berlanjut sampai dengan paruh kedua 2024. "Karena itu, kami meningkatkan yield data ISAT sebesar 4-5 persen dan mengasumsikan trafik data akan tumbuh 8,1 persen sampai 8,7 persen (YoY) pada 2024-2025," jelas Bob dan Rut dalam riset, dikutip Jumat (15/3).
Dengan demikian, pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) ISAT berpotensi meningkat menjadi Rp40.600 (2024) dan Rp42.300 (2025), dari Rp38.800 dan Rp40.800.
Mendorong bisnis fixed broadband
Pada 2023, pendapatan ISAT tumbuh 9,6 persen (YoY). Tak hanya berkat pertumbuhan stabil segmen seluler (8,7 persen), tapi juga pendapatan segmen fixed broadband yang meningkat 13 persen (YoY).
Ke depan, investasi agresif dan upaya ekspansi Indosat ke kota-kota satelit juga akan mendorong pertumbuhan segmen ini. Apalagi, ISAT belum lama ini mengakuisisi basis pengguna MNC Play lewat kesepakatan strategis. Dus, jumlah pelanggannya di bisnis ini melesat dari 5.700 pada kuartal IV 2022 menjadi 336.900 pada kuartal IV 2023.
Menurut Tim Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI), langkah itu diharap dapat menyokong tujuan ISAT untuk menguasai 10 persen pangsa pasar fixed broadband atau fiber-to-the-home (FTTH) dalam waktu tiga tahun. Saat ini, pasar FTTH dipimpin oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan 9,8 juta pelanggan.
"Dengan memanfaatkan posisi sebagai perusahaan telkomunikasi terbesar kedua di Indonesia dan keahliannya, ISAT diharapkan dapat mencapai hasil signifikan di pasar ini," jelas Analis MASI, Jonghoon Won dan Christopher Rusli dalam risetnya.
Proyeksi pertumbuhan kinerja dan valuasi saham ISAT di 2024
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis memproyeksikan pendapatan ISAT naik 7,5 persen pada 2024. Bahkan, ia optimistis ISAT bisa melampaui ekspektasi itu.
Keyakinan itu didukung oleh sejumlah sentimen positif, yakni:
- Ekspansi di luar Jawa yang bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan bisnis seluler dalam jangka menengah dan panjang.
- Akuisisi anak usaha MNC di bidang FTTH, yang bisa menjadi katalis untuk memonetisasi 100 juta basis pelanggan seluler.
- Peluang untuk memanfaatkan klien segmen bisnis, termasuk perusahaan publik dan BUMN.
Dari segi harga saham, Niko membidik target harga Rp13.300 untuk ISAT. Dengan proyeksi rasio price to earning (P/E) 17,5 kali; rasio price to book value (P/BV) 2,7 kali; dan return of equity (ROE) sebesar 17,7 persen pada 2023.
Sementara, MASI memprediksi pendapatan ISAT bertumbuh sekitar 7,2 persen (YoY) menjadi Rp54,9 triliun, dengan estimasi kenaikan laba 2,5 persen (YoY) menjadi Rp9,5 triliun pada 2024.
Untuk saham, MASI menetapkan target harga ISAT Rp11.150. Rasio P/E ISAT diproyeksikan mencapai 16,9 kali, dengan rasio P/BV 2,0 kali dan ROE 13,1 persen.
Lebih lanjut, CGS-CIMB Sekuritas meningkatkan proyeksi pendapatan ISAT sebesar 0,7 persen--1,7 persen pada 2024--2025 dengan dukungan kenaikan ARPU gabungan. Sementara laba bersihnya diprediksi meningkat 17 persen (YoY) di 2024.
Dengan revisi itu, CGS-CIMB Sekuritas meningkatkan target harga ISAT menjadi Rp12.700, dari sebelumnya Rp10.500. "ISAT saat ini diperdagangkan di 5.3x dari 12M forward EV/EBITDA, sementara target harga kami mengasumsikan valuasi 5.6x FY24F dan 5.3x FY25F EV/EBITDA," jelas Bob dan Rut.
Namun, ada faktor risiko yang harus diwaspadai, yakni: belanja modalyang lebih tinggi dari lelang spektrum 5G, trafik data yang lebih lambat dari estimasi, dan persaingan harga data seluler.