Membedah Prospek Laju Saham GOTO Jelang Akhir Lock Up Seri B
Saham GOTO naik 17,4% pada pertengahan pekan ini.
Jakarta, FORTUNE - Semakin dekat dengan akhir periode lock up, Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berhasil menguat 17,46 persen sepanjang perdagangan Rabu (6/3), setelah mengalami tren penurunan sejak akhir Februari lalu.
Pada Maret ini, masa penguncian atau lock up saham Seri B GOTO akan berakhir.
Menurut analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI), Christopher Rusli, munculnya pertanyaan tentang topik itu pada paparan publik terbaru perseroan telah menyebabkan kepanikan di pasar sehingga terjadi tren penurunan harga secara signifikan.
Sepanjang 2024, saham GOTO telah terkoreksi 14,94 persen.
"Kami menilai kenaikan harga secara tiba-tiba hari ini merupakan respons normal dan hanya sekadar technical rebound," jelas Christopher dalam riset, Rabu.
Sejak sepekan lalu, investor dilaporkan tengah mencerna kabar rencana buyback saham GOTO, beriringan dengan selesainya periode lock up saham perseroan bulan ini.
MASI mengatakan pemegang saham Seri B GOTO, yang notabene merupakan pendiri perseroan, bisa saja melepas sebagian kepemilikan sahamnya.
Prospek GOTO pada 2024
Dari segi operasional, manajemen GOTO mengatakan telah berhasil meraih EBITDA yang disesuaikan secara positif pada kuartal IV-2023. Itu dinilai sebagai salah satu indikasi yang baik bagi perseroan.
"Karena mereka mampu mencapai target EBITDA yang telah disesuaikan sebelum akuisisi Tokopedia oleh TIkTok, yang akan menghilangkan konsolidasi sejumlah besar biaya," jelasnya.
Hasil lebih lanjut tentang hal ini baru akan terungkap saat GOTO merilis kinerja keuangan 2023 pada 19 Maret 2024.
MASI menargetkan harga Rp94 per saham untuk GOTO per awal Februari lalu.
Di sisi lain, Indo Premier Sekuritas menetapkan target harga Rp125 per saham atas GOTO, dengan proyeksi EV/sales (nilai perusahaan terhadap penjualan 3,0 kali dan valuasi price to sales 4,6 kali pada 2024.
Tim analis Indopremier Sekuritas, Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan, melihat naiknya ketertarikan investor asing pada saham GOTO.
Katalisnya adalah likuiditas tinggi, membaiknya outlook laba dengan EBITDA yang disesuaikan yang diprediksi positif pada kuartal IV, rencana buyback, dan pivot suku bunga.
"Serta potensi berlanjutnya merger atau kolaborasi dengan Grab yang akan memperbaiki sinergi biaya antara keduanya," tulis keduanya dalam riset.
Kendati demikian, ada sejumlah faktor risiko yang juga membayangi GOTO. Bagi para pengelola dana raksasa global yang menyoroti GOTO sejak kabar akuisisi Tokopedia oleh TIkTok Shop beredar, ada sejumlah hal yang menjadi perhatian, yakni:
- Peluang merger Grab-GoTo dan insentif bagi kedua pihak untuk melakukan hal itu.
- Kekhawatiran terhadap merger yang monopolistik (jika Grab-GoTo bergabung, maka pangsa pasar gabungannya mencapai 90 persen di layanan pemesanan kendaraan atau pengantaran makanan daring).
- Apakah Alibaba dan SoftBank akan terus menjual saham GOTO setelah kesepakatan Tokopedia-TikTok Shop?
Pada Februari lalu, terjadi aksi jual saham GOTO oleh sejumlah investor institusi asing. Pertama, Taobao China Holding Limited, entitas Grup Alibaba, yang melepas 16,2 miliar saham GOTO pada 7 Februari 2024. Selain itu, ada pula SVF GT Subco, lengan investasi SoftBank, yang menjual 250 juta saham GOTO pada 5 Februari 2024.