Sehari Jelang Pengumuman RDG BI, IHSG Ditutup Tertekan

BI diproyeksi mempertahankan suku bunga acuan.

Sehari Jelang Pengumuman RDG BI, IHSG Ditutup Tertekan
Ilustrasi IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • IHSG turun 1,11 persen ke level 7.186,04 pada Selasa (21/5).
  • Volume transaksi mencapai 14,5 miliar saham dengan nilai Rp11,9 triliun.
  • Top gainers di IHSG adalah UNVR, BRPT, dan SRTG; top losers adalah PTBA, ACES, dan ANTM.

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) tertekan sepanjang Selasa (21/5), dengan koreksi 1,11 persen pada level 7.186,04 pada akhir perdagangan.

Phintraco Sekuritas mencatatkan level tertinggi IHSG hari ini adalah 7.295, sedangkan level terendahnya 7.180. 

Dikutip dari IDX Mobile, volume transaksi IHSG hari ini mencapai 14,5 miliar saham. Sementara itu, nilai transaksinya berjumlah Rp11,9 triliun, dengan frekuensi transaksi 1,17 juta kali.

Dari segi nilai transaksi, tiga emiten teratas selama perdagangan hari ini adalah BMRI, BBRI, dan BBCA. Sementara dari segi volume transaksi, tiga emiten terbawah pada IHSG, meliputi: SOLA, GOTO, dan ATLA.

Di indeks LQ45, UNVR, BRPT, dan SRTG tercatat sebagai emiten top gainers, dengan penguatan masing-masing 7,78 persen; 5,42 persen; dan 1,97 persen.

Di sisi top losers, tiga emitennya adalah PTBA, ACES, dan ANTM, yang melemah masing-masing 12,29 persen; 5,88 persen; dan 5,44 persen.

Pada hari ini, tiga sektor yang memberatkan laju IHSG, meliputi: sektor consumer cyclicals (IDX CYCLICALS) yang tertekan 1,62 persen; diikuti oleh sektor finansial (IDX FINANCIALS) yang melemah 1,54 persen; dan sektor kesehatan (IDX HEALTHCARE) yang menurun 1,31 persen.

Sentimen IHSG: RDG BI dan suku bunga 

Dari sisi makro, pasar sedang menanti keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) periode Mei 2024 ihwal kebijakan suku bunga yang akan diumumkan pada Rabu (22/5). 

Sebelum ini, BI mengumumkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan neraca transaksi berjalan pada kuartal I-2024. Yang mana, NPI tercatat defisit US$6 miliar, sedangkan transaksi berjalan defisit US$2,2 miliar (0,6 persen dari PDB).

BRI Danareksa Sekuritas menyatakan kebijakan moneter BI yang bersifat kontraktif menimbulkan risiko lanjutan terhadap likuiditas. Penggunaan kelebihan anggaran bisa mengatasi risiko pertumbuhan dan menjaga stabilitas, menurut Chief Economist & Debt Research Division Head BRI Danareksa Sekuritas, Helmy Kristanto. 

Tim riset BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan BI akan mempertahankan suku bunga acuan pada level 6,25 persen pada RDG Mei ini.

Katalis yang menjadi dasar perkiraan itu adalah rupiah yang sudah mulai stabil setelah pertemuan FOMC, yang mana Fed sudah memastikan tidak akan ada kenaikan lanjutan berdasarkan kondisi makro saat ini.

"Inflasi pada April pun bertahan stabil di level 3 persen di tengah momen perayaan Idulfitri," katanya dalam riset.

Sama seperti BRI Danareksa Sekuritas, Phintraco Sekuritas memprediksi BI menahan suku bunga pada Mei ini.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Profil Rahmat Shah, Pengusaha Sukses dan Ayah Raline Shah
Berapa Harga 1 Lot Saham BBRI? Ini Rincian dan Kinerjanya
Profil Pemilik Kopi Tuku, Rintis Usaha dari Tugas Kuliah
4 Sosok Konglomerat Pengendali Saham CBDK usai Debut IPO
Layanan Marketplace Bukalapak Tutup, Dampak dari Predatory Pricing
Hashim Djojohadikusumo Beli Induk WIFI, Saham Sentuh ARA