Jakarta, FORTUNE - Dua emiten BUMN, PT PP (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mengumumkan raihan nilai kontrak selama 2024 ini.
Untuk ADHI, nilai kontraknya berjumlah Rp12 triliun per akhir Juli 2024. Yang mana, mayoritas nilai kontrak tersebut datang dari segmen engineering & construction (90 persen).
"Diikuti oleh segmen properti dan hospitality (4 persen), segmen manufaktur (4 persen), dan segmen investasi (2 persen)," jelas Direktur Utama ADHI, Entus Asnawi Mukhson dalam paparan publik, dikutip Jumat (30/8).
Ada 111 proyek aktif dan 48 PSN (Proyek Strategis Nasional). Secara detail, proyek paling jumbo ADHI adalah Sarana dan Prasarana Tambak Udang Sumbawa KPP RI (Rp3,2 triliun), proyek Istana Wakil Presiden (Rp1,3 triliun), proyek EPCC Jetty & Propylene Storage Tank (Rp700 miliar), proyek Jembatan Pulau Balang Bentang Pendek Fase 2 (Rp500 miliar), dan proyek Gedung Otoritas IKN (Rp300 miliar).
"Proyek-proyek besar yang ditargetkan selesai tahun ini sampai dengan 2025 akan berkontribusi pada pendapatan," kata Entus.
Secara tipe, separuhnya merupakan proyek gedung, 29 persen proyek SDA (Sumber Daya Alam), 13 persen proyek lainnya, serta 9 persen proyek jalan.
Berdasarkan sumber dana, pemerintah menyalurkan mayoritas di antaranya (36 persen). Sementara itu, 27 persen datang dari fasilitas kredit atau pinjaman, 19 persen dari pihak swasta dan lainnya, dan 18 persen dari BUMN dan BUMD.
Kontrak PTPP
Bagaimana dengan PTPP? Sampai dengan Agustus 2024, perseroan telah mengamankan kontrak baru Rp17,38 triliun. Sebelumnya, di paruh I 2024, PTPP mengantongi kontrak baru senilai Rp9,65 triliun.
Hingga akhir tahun, perseroan menargetkan kontrak senilai Rp32 triliun. Porsinya terbagi jadi proyek BUMN (40 persen), pemerintah (38 persen), dan swasta (22 persen).
Menurut Direktur Keuangan PTPP, Agus Purbianto, perseroan yakin dapat merealisasikan target itu di sisa waktu tahun ini. Dus, ada sejumlah langkah yang dilakukan demi mewujudkannya.
"Pada aspek konstruksi atau operasi PTPP melakukan optimalisasi burn rate dan peningkatan market share, utamanya pada infrastruktur dan gedung," kata Agus.