Amazon Masuk Daftar Bisnis Dengan Kapitalisasi Pasar US$2 T
Logistik dan AWS tunjukkan peningkatan kinerja.
Fortune Recap
- Amazon mencapai kapitalisasi pasar US$2 triliun untuk pertama kalinya setelah sahamnya naik 4 persen menjadi hampir US$194 pada Rabu (26/6).
- Bank of America memproyeksikan Amazon akan mengirimkan lebih dari 9 miliar paket secara global pada 2024, mengungguli UPS.
- Bisnis perusahaan juga ditopang Amazon Web Services yang menunjukkan tanda-tanda percepatan pertumbuhan, meski tingkat efisiensi masih ada di bawah tahun 2018.
Jakarta, FORTUNE – Perusahaan teknologi global, Amazon, masuk kelompok perusahaan dengan Kapitalisasi Pasar US$2 triliun untuk pertama kalinya, setelah nilai sahamnya naik 4 persen mencapai hampir US$194 pada Rabu (26/6).
Bank of America memproyeksikan Amazon akan mengirimkan lebih dari 9 miliar paket secara global pad 2024. Hal ini bisa mengungguli UPS, bisnis pengiriman terbesar di Amerika Serikat (AS). “Kecepatan pengiriman juga meningkat secara dramatis, dengan hampir 25 persen dari perkiraan unit kini dikirimkan pada hari yang sama atau berikutnya,” kata para analis Bank of America, seperti dikutip dari Fortune.com, Kamis (27/6).
Selain itu, bisnis perusahaan juga ditopang Amazon Web Services (AWS) menunjukkan tanda-tanda percepatan pertumbuhan, yang menandai optimisme utama investor. Dengan demikian, meski tingkat efisiensi masih ada di bawah tahun 2018, namun Amazon melampaui ekspektasi kuartal pertama, dan masih berjalan menuju peningkatan efisiensi.
Dominasi teknologi
Capaian Amazon ini menempatkannya dalam posisi serupa perusahaan induk Google, Alphabet, yang mencapai kapitalisasi pasar US$2 triliun pada awal 2024. Namun, kedua perusahaan tersebut (Amazon dan Alphabet) masih tertinggal dari Microsoft, Apple, dan Nvidia, yang semuanya bernilai US$3 triliun.
Bank of America telah menaikkan target harga saham Amazon menjadi US$220, dari sebelumnya di angka US$210. Amazon tahun ini naik hampir 30 persen—dan selama 12 bulan sebelumnya naik hampir 50 persen.
Dengan tren yang terjadi ini, perusahaan teknologi tampaknya sedang mencapai kejayaannya, seperti Nvidia bercokol di papan atas S&P 500, dengan pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya.