Genjot Produktivitas dan Efisiensi Biaya, Laba Bersih ESSA Loncat 244%
Pendapatan ESSA turun 1% akibat turunnya harga amoniak.
Jakarta, FORTUNE – PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) mencatat kenaikan kinerja hingga kuartal III 2024. Laba bersih perusahaan tercatat melesat 244 persen menjadi US$34 juta atau Rp528,9 miliar (kurs Rp15.558 per dolar AS), dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$10 juta seiring meningkatnya produktivitas dan efisiensi biaya.
Emiten yang bergerak di sektor energi dan Kimia melalui kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan pabrik amoniak mencatatkan pendapatan Januari-September 2024 sebesar US$230 juta atau Rp3,57 triliun, turun 1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$233 juta.
Di sisi lain, EBITDA tercatat meningkat sebesar 47 persen secara tahunan (YoY) menjadi US$ 97 juta pada sembilan bulan pertama 2024.
Meskipun terjadi penurunan Harga Amoniak sebesar 9 persen (YoY) menjadi US$345/MT hingga September 2024, namun peningkatan volume produksi dan pengedalian biaya yang baik berhasil mendorong peningkatan EBITDA.
“ESSA mampu mempertahankan standar terbaik pada aspek keselamatan dan keandalan seluruh pabriknya. Sejalan dengan hal tersebut, pabrik amoniak berhasil mencatatkan 8 juta jam kerja kumulatif tanpa Loss Time Injury, sementara kilang LPG berhasil mencapai tonggak sejarah dengan mencatatkan lima tahun beroperasi secara terus menerus tanpa trip,” tulis manajemen perseroan dalam keterangan tertulis, Selasa (22/10).
Kegiatan pemeliharaan pabrik amoniak selama hampir dua minggu pada kuartal II 2024, berhasil mendorong produktivitas dan efisiensi optimal dengan keandalan operasional.
Tren harga amoniak
ESSA mencatat, harga amoniak menunjukkan tren kenaikan sepanjang kuartal ketiga 2024 . Perseroan memproyeksikan harga amoniak pada kuartal keempat 2024 akan berada di level yang lebih baik.
Selain itu, harga LPG tetap berada di atas harga pada periode terendah musiman yang disebabkan oleh perpanjangan pemangkasan produksi minyak secara sukarela oleh negara anggota OPEC+.
Dengan adanya permintaan seasonal winter, harga LPG kuartal keempat 2024 juga diproyeksikan akan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan harga pada kuartal ketiga 2024.
“ESSA berkomitmen untuk mencapai manufacturing excellence, berpihak pada keberlanjutan lingkungan, dan selalu menjadi yang terdepan dalam perkembangan industri,” ujar manajemen.
Di saat yang bersamaan, ESSA terus menjajaki peluang-peluang baru yang sejalan dengan keunggulan kompetensi yang dimiliki untuk senantiasa memaksimalkan nilai tambah bagi para pemegang saham. Hingga pukul 11:25 WIB, harga saham ESSA bertengger di posisi Rp975 per saham naik dibandingkan pada saat pembukaan Rp970 per saham.